Si Kecil yang susah makan bisa dipicu oleh banyak faktor, di antaranya takut mencoba makanan baru, tidak menyukai tekstur, dan picky eater. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan karena jika berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi asupan nutrisinya.
Bunda tidak perlu terlalu cemas ketika melihat hal tersebut terjadi pada Si Kecil karena artikel ini akan menjelaskan beberapa langkah yang bisa GroMoms terapkan untuk mengatasi gangguan makannya. Yuk simak selengkapnya.
Sebagai orang tua, sangatlah penting untuk memahami bahwa pola makan anak merupakan faktor krusial dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Namun, tidak jarang GroMoms dihadapkan pada situasi di mana anak susah makan.
Sebelum membahas secara mendalam mengenai penyebab utama anak susah makan, penting untuk memahami bahwa variasi ini dalam pola makan anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda. Dengan mengetahui penyebab-penyebab umum dibalik perilaku makan yang sulit pada Si Kecil, GroMoms dapat menemukan solusi yang tepat untuk membantu Si Kecil memiliki pola makan yang lebih sehat dan teratur.
Ketika Si Kecil memasuki tahun kedua kehidupan, umumnya mereka mulai merasa takut untuk mencoba masakan baru yang belum pernah dicicipi sebelumnya. Rasa takut ini disebut neofobia, dan merupakan alasan paling umum mengapa ia enggan menyentuh piringnya.
Moms bisa membantunya dengan terus memberikan menu baru secara rutin, bersantap bersama, serta menunjukkan bahwa hidangan baru itu aman dan tidak menakutkan sama sekali. Selain itu, jangan memaksanya. Moms perlu memberikan ia waktu dan dukungan untuk mengatasi ketakutannya. Untuk mengenal solusi lengkap menghadapi perilaku Si Kecil yang seperti ini, yuk baca artikel berikut: Cara Menghadapi Fase Anak Susah Makan
Tahukah GroMoms, anak memiliki reseptor rasa dua kali lebih banyak daripada orang dewasa? Ini berarti indera perasanya jauh lebih sensitif, terutama terhadap hidangan dengan rasa kuat atau pahit, seperti sayuran.
Anak juga bisa menolak karena tekstur, warna, bau, penampilan, ataupun gerakan (seperti pada jeli yang bergetar, misalnya). Respons terbaik adalah dengan membiarkannya menjelajahi atau bahkan bermain dengan makanannya. Dengan begitu, ia dapat mempelajari setiap karakteristik ini, sehingga menjadi lebih akrab.
Moms juga bisa mencoba membuat hidangan terlihat menarik. Misalnya dengan memotong sayuran dengan berbagai bentuk atau membuat menu sehat menjadi gambar karakter favoritnya.
Seperti halnya orang dewasa, kelelahan juga bisa membuatnya menjadi tidak berselera makan. Hal ini bisa terjadi ketika:
Jika kelelahan saat waktu bersantap malam sering terjadi, coba jadikan waktu siang hari sebagai waktu untuk menyantap hidangan utama dalam porsi besar. Sedangkan menu lebih ringan bisa untuk waktu malam.
Si Kecil bisa saja seorang pemilih dan cenderung hanya lebih suka beberapa jenis hidangan tertentu, serta menghindari jenis yang lainnya. Menu favoritnya mungkin tetap sama untuk beberapa waktu, atau bisa berubah seiring berjalannya waktu. Namun, pada awal kehidupan, anak biasanya menyukai rasa manis. Walau begitu, ia tetap harus belajar menyukai tekstur dan rasa lain.
Balita belajar dengan meniru orang tua dan orang di sekelilingnya. Jadi, jika anggota keluarga lain mengonsumsi berbagai jenis hidangan, ia akan meniru perilaku itu seiring berjalannya waktu.
Moms perlu mengetahui jenis-jenis picky eater agar dapat mengetahui cara mengatasinya yang sesuai. Temukan informasi lengkapnya di artikel ini yuk: 4 Jenis Picky Eater yang Wajib GroMoms Tahu!
Banyak hal dapat membuat Si Kecil enggan makan nasi, termasuk rasa bosan. Untuk mengatasi hal ini, GroMoms dapat mengambil beberapa langkah penting berikut ini.
Pertama, Moms perlu menanyakan alasan Si Kecil tidak mau makan nasi. Dengarkan dengan penuh perhatian dan cari solusi yang sesuai. Jelaskan juga pentingnya makan nasi sebagai sumber utama karbohidrat untuk energi dan pertumbuhan.
Selanjutnya, ceritakan kepadanya proses panjang untuk mendapatkan nasi, mulai dari pertanian hingga proses memasak. Dengan begini, empatinya terhadap makanan akan tumbuh, dan ia akan terdorong untuk menghargai usaha petani.
Lalu GroMoms dapat mengolah nasi dengan berbagai cara agar ia tidak bosan. Cobalah variasi olahan nasi seperti nasi goreng, nasi uduk, atau nasi lemak. Selain itu, kreativitas dalam penyajian nasi, seperti membuat bentuk lucu, dapat membuatnya lebih tertarik untuk menyantapnya.
Terakhir, jika ia tetap enggan makan nasi, GroMoms bisa mencoba alternatif sumber karbohidrat lain yang disukainya, seperti gandum, jagung, atau pasta. Dengan memberikan variasi yang sehat, GroMoms dapat membantunya memiliki pola makan yang lebih beragam dan seimbang. Jika ingin tahu ulasan lengkap masalah ini, mulai dari penyebab, penanganan, dan alternatif selain nasi, yuk baca artikel berikut: Penyebab Anak Tidak Mau Makan Nasi dan Cara Mengatasinya.
Ternyata, menurut Very Well Health, anak berusia 2 tahun sudah mampu merasakan dan memahami sensasi tubuhnya sendiri, termasuk rasa lapar. Jika Si Kecil menolak dan bersikeras merasa tidak lapar, Moms bisa menawarkan camilan sehat. Ketika ia mengalami lonjakan pertumbuhan dan melalui hari-hari dengan berbagai aktivitas, ia akan merasa lapar dan mau makan dengan sendirinya.
Selain itu, kurangi konsumsi susu atau jus yang bisa membuatnya kenyang dan tidak lagi merasa lapar. Membatasi kedua jenis minuman ini di antara waktu makan dan hanya memberikan air putih dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Namun, perlu diketahui juga bahwa terkadang terdapat kondisi di mana Si Kecil merasa lapar tetapi tidak selera makan. Jika GroMoms melihat kondisi seperti ini, kemungkinan ia mengalami dehidrasi atau terinfeksi virus. Untuk solusi mengatasi kondisi ini, yuk baca langkah penanganan di artikel berikut: Si Kecil Lapar, Tapi Tidak Selera Makan? Ini Penyebabnya!
Selera makan bisa hilang saat anak sedang sakit. Adapun beberapa kondisi medis yang mendasarinya, antara lain:
Seperti yang disebutkan di atas bahwa tumbuh gigi termasuk salah satu pemicu anak susah makan. Untuk Moms yang punya anak berusia 2 tahun, kondisi ini sering sekali terjadi. Namun, tidak perlu khawatir karena ada solusi terbaik untuk mengatasinya. Simak informasi lengkapnya di artikel ini yuk: Anak Usia 2 Tahun Susah Makan, Wajar Nggak Sih?
Si Kecil yang memiliki gangguan makan dimana ia sering menolak makanan yang diberikan, maka akan muncul beberapa risiko yang dapat berdampak buruk pada kesehatan dan tumbuh kembangnya, seperti:
Untuk menghindarkan Si Kecil dari risiko ini, GroMoms perlu mencoba mengenalkan beragam makanan baru dan membuat jadwal makan yang teratur agar terbentuk kebiasan makan yang sehat.
Satu hal yang perlu dihindari ketika menghadapi Si Kecil yang mengalami masalah seperti ini adalah jangan memberikan paksaan atau tekanan untuk makan karena hal ini bisa membuat pengalaman makannya menjadi kurang menyenangkan dan justru memperparah gejala yang ditunjukkan.
Sebelum mengeksplorasi cara-cara yang dapat membantu mengatasi masalah Si Kecil yang sulit makan, penting untuk menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan dalam preferensi dan respons terhadap makanan. Berikut beberapa tips yang bisa GroMoms coba agar membuat ia kembali lahap.
Beberapa cara untuk membantunya belajar kebiasaan positif, meliputi:
Jika ia susah makan, coba ikuti saran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI. Yuk, lihat saran-sarannya di sini: Cara Mengatasi Anak Susah Makan Secara Efektif.
Meskipun beberapa anak suka mengonsumsi menu sama setiap hari, variasi menu bisa menambah warna dalam hidangan. Jika GroMoms merasa sering menyajikan jenis masakan sama berulang kali, mungkin sedikit perubahan bisa membantu membangkitkan seleranya.
Moms juga bisa membiarkannya memilih hidangan baru untuk dicoba. Dorong ia untuk ikut serta dalam perencanaan, berbelanja, dan persiapan. Ketika ikut terlibat, ia akan lebih bersemangat untuk bersantap. Selain itu, Moms juga dapat mengajarkannya tentang berbagai jenis menu sehat sekaligus membuat pengalaman makan menjadi lebih menyenangkan.
Beberapa anak tidak lagi berselera karena sudah mengonsumsi terlalu banyak camilan atau minuman sepanjang hari. Anak usia 2 tahun memiliki perut lebih kecil, sehingga mudah merasa kenyang. Ketika tidak merasa lapar saat waktunya bersantap, ia menjadi tidak berselera. Jadi, Moms bisa mengurangi camilan agar Si Kecil merasa benar-benar lapar saat waktunya makan.
Mungkin saja masalahnya bukan karena Si Kecil menolak makan, melainkan ia menolak untuk menghabiskan seluruh jenis hidangan di piringnya. Ingatlah, anak tidak membutuhkan makanan sebanyak orang dewasa. Coba berikan porsi lebih sedikit dalam piringnya. Ia bisa meminta tambahan porsi jika masih merasa lapar.
Susu merupakan sumber kalori sehat, dengan kandungan berbagai vitamin serta mineral penting yang bisa sangat berguna ketika anak tidak berselera. Susu juga bisa membantu menjaga pertumbuhan dan berat badan ideal loh, Moms.
Dengan memberikan susu sebagai tambahan, GroMoms dapat memastikan Si Kecil tetap mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan. Ini adalah cara terbaik untuk memastikan ia tetap sehat dan tumbuh dengan baik.
Dalam perjalanan mengatasi anak sulit makan, Moms tetap harus bersabar dan mengusahakan nutrisinya tetap terjaga. Kebutuhan nutrisi ini bisa dibantu dengan memberikan susu penambah nafsu makan. Yuk, cari tahu rekomendasinya di sini: Susu Anak untuk Menambah Nafsu Makannya.
REFERENSI