Inilah Standar Tinggi Badan Anak 2 Tahun Menurut WHO

Ditulis oleh: Morigro

Tinggi badan ideal Si Kecil usia 2 tahun merupakan indikator penting pertumbuhan yang sering kali terabaikan. Padahal, pemantauan tinggi badan secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah pertumbuhan seperti stunting, yang masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia.

Pertambahan tinggi badan yang sesuai dengan kurva WHO menunjukkan perkembangan yang optimal. Lalu, berapa sebenarnya tinggi badan ideal anak usia 2 tahun dan bagaimana cara memaksimalkannya? Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Tinggi Badan Ideal Anak Usia 2 Tahun Menurut WHO

Mengacu pada tabel standar tinggi badan yang dikeluarkan oleh WHO, anak usia 2 tahun berdasarkan kelompok jenis kelamin, memiliki rata-rata tinggi badan sebagai berikut:

  • Anak laki-laki: 87,1 cm
  • Anak perempuan: 85,7 cm

Karena tinggi badan merupakan salah satu faktor dari pertumbuhan Si Kecil, tentu dengan memantau kondisinya secara berkala dapat membantu Bunda mengantisipasi ketika terjadi gangguan pada Si Kecil.

Selain itu pastikan pula Si Kecil mengonsumsi makanan yang bernutrisi yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhannya. Karena tentu GroMoms tahu bahwa salah satu faktor yang berperan terhadap pertumbuhan anak adalah nutrisi.

Cara Meningkatkan Tinggi Badan Anak Usia 2 Tahun

Berikut beberapa cara yang bisa GroMoms lakukan untuk membantu meningkatkan proses tinggi badan ideal Si Kecil pada usia 2 tahun:

1. Minum Susu Pertumbuhan dan Optimalkan Asupan Nutrisi

Susu pertumbuhan dan asupan nutrisi yang seimbang memainkan peran krusial dalam mendukung pertumbuhan tinggi badan Si Kecil. Susu kaya akan kalsium dan vitamin D yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Pilihlah susu yang difortifikasi dengan vitamin tambahan untuk hasil terbaik tumbuh kembang Si Kecil.

Selain susu, pastikan Si Kecil mendapatkan asupan protein dan kalsium yang optimal dari sumber lain. Protein membantu membangun jaringan tubuh, sementara kalsium memperkuat tulang. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi lebih banyak protein hewani di usia dini memiliki potensi tumbuh lebih cepat.

Nutrisi penting lainnya untuk pertumbuhan meliputi vitamin A, zat besi, magnesium, fosfor, yodium, mangan, dan fluorida. Makanan seperti daging dan telur kaya akan nutrisi-nutrisi ini. GroMoms bisa mengolah daging dan telur menjadi berbagai hidangan yang disukai Si Kecil, pastikan dimasak hingga matang sempurna untuk keamanannya.

Perlu diingat bahwa susu juga mengandung IGF-1, hormon yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan otot. Jadi, pastikan Si Kecil mendapatkan asupan susu yang cukup setiap hari, dikombinasikan dengan makanan bergizi lainnya, untuk mendukung pertumbuhan optimalnya.

2. Les Renang

Berenang adalah aktivitas fisik yang sangat baik untuk membantu Si Kecil tumbuh lebih tinggi. Gerakan berenang melibatkan seluruh tubuh, termasuk meregangkan otot dan tulang, yang membantu merangsang pertumbuhan Si Kecil.

GroMoms bisa mengajak Si Kecil untuk berenang secara rutin untuk memperbaiki postur tubuh dan memberikan efek “memanjakan” badan. Anak-anak yang belajar berenang sejak dini berpeluang lebih besar untuk tumbuh lebih tinggi dibandingkan teman-teman seusianya. Selain menyenangkan, berenang juga bisa menjadi waktu berkualitas bersama Si Kecil. Jadi, tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik, tetapi juga mempererat hubungan dengan anak. 

3. Main Basket

Bermain basket adalah olahraga efektif untuk meningkatkan tinggi badan Si Kecil. Aktivitas ini melibatkan banyak lompatan yang membantu merangsang pertumbuhan tulang dan meningkatkan kekuatan otot.

Ajak Si Kecil rutin bermain basket di gym anak-anak. Ajarkan cara melompat yang benar dengan berjongkok dan menekuk lutut antara 60° hingga 90°, lalu melompat dengan meluruskan lutut dan mengayunkan lengan untuk mengangkat tubuh ke atas.

4. Berjemur

Paparan sinar matahari pagi membantu tubuh anak menghasilkan vitamin D secara alami, yang penting untuk pertumbuhan tulang Si Kecil. Sebelum berjemur, pastikan GroMoms untuk mengoleskan sunscreen khusus anak kepada SI Kecil, hal ini dilakukan untuk mencegah agar kulit Si Kecil tidak terbakar sinar matahari.

5. Biasakan Berlatih Peregangan

Stretching atau latihan peregangan juga sangat efektif untuk membantu Si Kecil tumbuh lebih tinggi. Latihan ini meregangkan otot dan tulang belakang, memungkinkan tulang tumbuh lebih baik. GroMoms bisa mengajarkan Si Kecil peregangan sederhana seperti lengan, punggung, dan kaki. Jika Si Kecil suka bergelantungan di monkey bar, dukung terus minatnya! Aktivitas ini baik untuk pertumbuhan tulang belakang dan postur tubuh.

Aktivitas fisik minimal 3 jam setiap hari membantu menambah tinggi badan Si Kecil. Ketika aktif, Si Kecil lebih ceria dan bersemangat untuk bermain dan belajar. GroMoms juga bisa mengajak Si Kecil bergelantungan di monkey bar atau palang pull-up. Ini mengurangi tekanan pada tulang belakang dan meningkatkan postur tubuh.

6. Selalu Tidur yang Cukup

Pastikan untuk selalu memberikan tidur yang cukup bagi Si Kecil, tidur cukup sangat penting untuk pertumbuhan tinggi badan Si Kecil. Hormon pertumbuhan dilepaskan saat tidur, jadi jika Si Kecil sering begadang, pertumbuhannya bisa terganggu.

Anak usia 2 tahun sebaiknya tidur 11-14 jam sehari. Pola tidur yang baik dan rutin berolahraga membantu produksi hormon pertumbuhan dan mendukung pertumbuhan optimal. Selain nutrisi dan olahraga, tidur cukup membantu tubuh Si Kecil meregenerasi sel dan memperbaiki jaringan. Pastikan Si Kecil tidur cukup setiap malam, dan ajarkan rutinitas tidur yang teratur sedini mungkin. 

Untuk lebih tahu detail tentang pola tidur yang baik dan ideal, kunjungi artikel Waktu Tidur yang Baik dan Ideal Sesuai Usia Si Kecil.

Pentingnya Mengukur Tinggi Badan 2 Tahun

Otak seorang anak bertumbuh paling baik dalam 1000 hari pertama dalam kehidupannya. 1000 hari pertama ini dimulai dari saat anak tersebut muncul dalam kandungan ibunya, dan berakhir saat usianya telah mencapai dua tahun.

Maka, apabila selama hari-hari pertama ini Si Kecil sering mengalami malnutrisi, atau berulang-ulang terserang infeksi, ia memiliki lebih banyak risiko untuk mengalami stunting.

Untuk mengonfirmasi apakah anak  stunting, GroMoms perlu mengukur tingginya pada usia 2 tahun. Hasil pengukuran tinggi badannya perlu berada dalam rentang normal seperti standar WHO di atas. Jika ia berada dalam rentang normal, maka ia telah memperoleh gizi dalam jumlah cukup, sehingga seharusnya otaknya telah berkembang dengan optimal.

Sebab, periode terbesar untuk pertumbuhan otak berakhir pada usia 2 tahun. Jika di akhir usia 2 tahun perkembangan otak ternyata belum mencapai potensi terbaiknya, maka perkembangan otak pada usia berikutnya juga akan menjadi lamban.

Selain mengukur tingginya, GroMoms juga perlu memantau kecepatan pertumbuhannya dengan mengukur berat badannya secara berkala. Dengan data selengkap mungkin, maka jika tumbuh kembangnya nampak tidak ideal, GroMoms bersama dokter akan dapat bertindak lebih cepat untuk menanganinya.

Terkait dengan perkembangannya, ketika Si Kecil di usia ini ada beberapa perkembangan ideal yang GroMoms perlu perhatikan mulai dari aspek bahasa, motorik, kognitif, dan sosial-emosional. Penjelasan selengkapnya yuk baca artikel: Perkembangan Anak Usia 2 Tahun, Sudah Bisa Apa?

Indikator Pertumbuhan Normal pada Anak Berumur 2 Tahun

Menurut WHO, terdapat empat indikator pertumbuhan pada anak, yaitu:

  • Tinggi badan terhadap usia yaitu mengukur tinggi badan anak relatif terhadap usianya.
  • Berat badan terhadap usia yaitu mengukur berat badan anak relatif terhadap usianya. 
  • Berat badan menurut tinggi badan yaitu mengukur berat badan seorang anak relatif terhadap tinggi badannya, sehingga memberi informasi tentang proporsi tubuh. 
  • Indeks massa tubuh terhadap usia, yang digunakan untuk menentukan apakah anak itu terlalu gemuk atau tidak. 

Si Kecil disebut mengalami pertumbuhan normal apabila seluruh indikator tersebut sesuai dengan standar. Moms bisa mengukur berat dan tinggi Si Kecil di rumah, dan menentukan apakah berat dan tingginya telah sesuai standar WHO tersebut.

Pengaruh Faktor Genetik Terhadap Tinggi Badan

Berdasarkan informasi dari PubMed, di negara-negara dengan pendapatan tinggi, diketahui bahwa faktor terbesar yang memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak-anak adalah faktor genetik. Menurut penelitian di negara-negara ini, genetik sangat berperan dalam mengatur pola pertumbuhan anak agar dapat menyerupai pola pertumbuhan orangtuanya.

Hal ini menjelaskan mengapa banyak orang tua yang bertubuh tinggi memiliki anak yang juga tumbuh tinggi. Sementara orang tua yang berbadan lebih pendek cenderung memiliki anak-anak yang juga pendek. Akan tetapi, selain faktor genetik, masih ada beberapa faktor lain yang menentukan, informasi selengkapnya yuk baca: Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

Namun, temuan ini tidak berlaku di negara-negara dengan pendapatan rendah atau menengah. Dalam penelitian ilmiah oleh Perkins dan kawan-kawan yang dipublikasikan di PubMed berjudul Adult height, nutrition, and population health, diketahui bahwa peran faktor genetik tidak terlalu besar pada tinggi badan anak. Sebab, ternyata ada faktor-faktor lain yang jauh lebih berpengaruh. Beberapa faktor ini meliputi status gizi, penyakit, dan kondisi sosial ekonomi anak tersebut selama periode pertumbuhan penting, yakni 1000 hari pertama kehidupan.

Jadi, jika GroMoms dan GroDads bertubuh pendek, Si Kecil masih bisa diupayakan untuk tumbuh lebih tinggi kok. Perbaikan pada faktor penentu pertumbuhan lainnya bisa dilakukan setiap hari, dengan memberikan nutrisi seimbang pada setiap menu makanannya, memastikan ia tidur dengan cukup, maupun melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Nah, sekarang GroMoms telah memahami bahwa penting sekali mengukur tinggi badan pada usia 2 tahun ini. Sekarang, jika tinggi Si Kecil masih belum sesuai standar, bagaimana cara meningkatkannya?  Yuk, cari tahu caranya di sini ya: Cara Menambah Tinggi Badan Anak Secara Efektif.

Referensi:

  • World Health Organization. Length/height-for-age. Diakses tanggal 29 Agustus 2023. https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/length-height-for-age
  • Pediatric research. Body composition at birth and height at 2 years: a prospective chort study among children in Jimma, Ethiopia. Diakses tanggal 29 Agustus 2023. https://www.nature.com/articles/pr201759.
  • Medical news today. What Factors influence a person’s height?. Diakses tanggal 29 Agustus 2023. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327514.
  • PubMed. Adult height, nutrition, and population health. Diakses tanggal 29 Agustus 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4892290/.
  • World Health Organization. Child Growth Standards. Diakses tanggal 29 Agustus 2023. https://www.who.int/tools/child-growth-standards.
  • Tanner, J., Goldstein, H., & Whitehouse, R. (1970). Standards for Children’s Height at Ages 2-9 Years Allowing for Height of Parents. Archives of Disease in Childhood, 45, 755 – 762. https://doi.org/10.1136/adc.45.244.755.
  • Eckstein, K., Eckstein, K., Mikhail, L., Ariza, A., Thomson, J., Millard, S., & Binns, H. (2006). Parents’ Perceptions of Their Child’s Weight and Health. Pediatrics, 117, 681 – 690. https://doi.org/10.1542/peds.2005-0910.
Morigro mendukung program ASI Eksklusif