Menghadapi Si Kecil yang tidak mau makan nasi bisa jadi tantangan bagi GroMoms. Terkadang, Si Kecil menolak nasi karena bosan dengan rasanya, sudah kenyang sebelum makan, atau suasana makan yang tidak nyaman. Penting untuk memahami penyebabnya agar bisa menemukan solusi yang tepat.
Nasi adalah sumber energi dan karbohidrat yang penting bagi Si Kecil. Wajar jika GroMoms cemas ketika Si Kecil lebih memilih roti, mie instan, atau camilan lain. Mengetahui penyebab dan cara mengatasinya sangat penting agar tumbuh kembang Si Kecil tidak terganggu.
Banyak anak Indonesia tidak suka makan nasi, membuat GroMoms pusing tujuh keliling. Yuk, cari tahu penyebab dan solusi agar Si Kecil mau makan nasi di artikel ini. Dengan memahami masalahnya, GroMoms bisa membantu Si Kecil mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Si Kecil yang menolak untuk makan nasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya karena rasa. Di usianya sekarang ini, Si Kecil sudah memiliki preferensi rasa sehingga jika GroMoms tidak menyajikan makanan yang tak sesuai dengan ekspektasinya, dapat memunculkan penolakan.
Berikut penyebab paling umum Si Kecil tidak mau makan nasi, antara lain:
Nasi adalah makanan pokok sehari-hari, tapi Si Kecil bisa merasa bosan meski lauknya sudah divariasikan. Rasa nasi yang tawar dan teksturnya yang lunak membuatnya bosan. Itu sebabnya, Si Kecil lebih suka “menggado” lauk yang lebih variatif.
Si Kecil mungkin tidak lapar karena pola aktivitasnya. Jika aktivitasnya tidak banyak, tubuhnya tidak membutuhkan banyak energi, sehingga nafsu makannya menurun.
Si Kecil mungkin sedang dalam fase pilih-pilih makan. Ini adalah fase normal antara usia 2-4 tahun dan biasanya berhenti pada usia 5 tahun. GroMoms mungkin melihat Si Kecil lebih suka makanan lain seperti mie atau roti yang rasanya lebih menarik di lidahnya.
Jika Si Kecil sedang dalam fase ini, jangan khawatir. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan GroMoms untuk mengatasi Si Kecil yang picky eater.
Untuk informasi lebih lengkap tentang tanda-tanda anak picky eater dan cara mengatasinya, GroMoms bisa membaca artikel berikut: Tanda Anak Picky Eater dan Cara Mengatasinya.
Si Kecil mungkin masih kenyang karena ngemil terlalu dekat dengan waktu makan. Pemberian camilan yang terlalu banyak atau terlalu dekat dengan waktu makan bisa mengurangi nafsu makannya.
Memaksa Si Kecil untuk makan nasi justru bisa membuatnya takut dan tertekan, sehingga ia merasa stres. Pengalaman tak mengenakkan ini bisa memicu Si Kecil semakin tidak mau makan nasi.
Menjadwalkan jam makan yang kurang tepat juga berpengaruh. Misalnya, meminta Si Kecil makan setelah bermain atau jam makan malam yang terlalu larut. Saat kecapekan atau mengantuk, Si Kecil cenderung menolak makan.
Si Kecil cenderung pilih-pilih makanan sesuai dengan tekstur dan rasa yang lebih menyenangkan di mulutnya. Mungkin ia terlalu sering mengonsumsi makanan dengan rasa yang tajam seperti permen atau snack asin, sehingga rasa nasi yang tawar menjadi tidak menarik. Anak juga mungkin tidak suka dengan tekstur nasi yang lembek dan lebih tertarik dengan makanan yang renyah.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, GroMoms bisa mencoba menyajikan nasi dengan variasi rasa dan tekstur yang menarik, serta menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan bebas tekanan bagi Si Kecil.
Ketika Si Kecil menolak makan nasi, sebenarnya hal ini tidak berbahaya dan aman-aman saja untuk kesehatannya. Akan tetapi, jika kondisi ini terjadi terus-menerus, sebaiknya GroMoms perlu waspada dan segera mencari solusinya karena dapat mengganggu asupan gizi dan pertumbuhannya.
Ingat ya Moms, meski Si Kecil tidak mau makan nasi, pastikan untuk memberikan alternatif makanan sumber karbohidrat lainnya untuk menggantikan nasi, seperti roti, kentang, atau pasta. Yuk baca informasi lengkapnya tentang alternatif nasi lainnya yang dapat GroMoms berikan pada Si Kecil di sini Rekomendasi Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi yang Disukai Anak
Umumnya hanya sementara waktu saja Si Kecil menolak menu yang satu ini. GroMoms juga dapat mengatasinya dengan berbagai upaya mudah. Nah, apa saja strategi yang bisa dilakukan?
GroMoms bisa menyajikan makanan lezat dengan menggunakan nasi sebagai bahan bakunya lho. Misalnya dapat berupa bubur ayam, lemper, lontong, onigiri, sushi, atau bahkan kimbap.
Bahan pendukungnya juga sudah tersebar luas di pasaran, jadi tidak susah untuk memperolehnya. Selain itu, banyak media sosial yang telah menyediakan resep untuk membuat menu-menu ini, sehingga GroMoms dapat langsung menirunya untuk dipraktekkan sehari-hari.
Memberikan cita rasa lezat dengan isian atau topping yang simpel dan menarik, tentu akan menggugah selera Si Kecil yang sedang bosan pada nasi yang hambar.
Si Kecil tentu memiliki suatu menu yang menjadi favoritnya, misalnya nugget atau ayam goreng, Beberapa anak mungkin lebih suka bakso, seafood, atau capcay.
Nah, GroMoms dapat bereksperimen dengan mencampurkan makanan favoritnya ini dengan nasi, sehingga menu ini terasa lebih enak saat disantap. Dengan demikian, seleranya pun akan tergugah.
Proses yang baik merupakan kunci agar Si Kecil dapat tumbuh optimal. Begitu pula saat ia mulai mengenal nasi sebagai makanan pokoknya. Tentu memerlukan beberapa waktu hingga ia lancar untuk makan sendiri. Ciptakan suasana menyenangkan saat waktu makan. Berikanlah pujian untuk menghargai upayanya, meski makanannya tidak habis. Dengan demikian, ia akan merasa senang dan tidak merasa tertekan.
Selain cara tersebut, menyediakan peralatan makan yang sesuai dengan usianya juga dapat memicu ia mau makan sendiri. Selain itu, agar ia makin bersemangat menghabiskan makanannya sendiri, masih banyak tips mudah lainnya yang bisa diterapkan di rumah. Untuk penjelasan lengkapnya, yuk baca artikel berikut: Cara Melatih Anak Agar Mau Makan Sendiri
GroMoms tak perlu khawatir jika Si Kecil sedang enggan makan nasi, sebab GroMoms dapat memberinya makanan alternatif lain. Supaya Si Kecil tidak bosan, GroMoms dapat memberikan sumber karbohidrat berupa nasi untuk makan siang saja. Namun, untuk makan pagi dan malam, GroMoms dapat memberikan sumber karbohidrat yang lain. Apa alternatifnya?
Ketahuilah GroMoms, sumber karbohidrat tak hanya dari nasi saja, namun juga dapat dipenuhi dengan bahan makanan lainnya, seperti kentang, oatmeal atau sereal.
Bahkan, kedua alternatif makanan ini mengandung sejumlah nutrisi lain, seperti protein, kalium, folat, hingga serat yang penting untuk proses pertumbuhan dan menjaga kesehatan pencernaan.
Moms dapat mengolah sumber-sumber karbohidrat alternatif tersebut menjadi makanan yang menarik, namun tetap mampu membantu meningkatkan berat badan Si Kecil jika diberikan secara rutin loh, Moms. Yuk, lihat contoh menunya di sini: Cara Menaikkan Berat Badan Anak secara Sehat
Makanan yang satu ini mengandung karbohidrat sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai alternatif pengganti nasi. Selain itu, ubi jalar juga kaya akan nutrisi lainnya, seperti serat dan mineral.
Kandungan gizi ubi jalar cukup tinggi, di mana dalam 100 gram terdapat:
Dengan mengonsumsi makanan ini, banyak manfaat kesehatan yang akan diperoleh Si Kecil, misalnya energinya tercukupi, pencernaan lebih sehat, dan daya tahan tubuh terjaga.
Nah, dari beberapa alternatif bahan makanan itu, GroMoms bisa menyajikan sejumlah menu sehat tanpa nasi. Tentu dengan rasa yang akan membuat Si Kecil nagih dan tetap dapat memenuhi kebutuhan asupan karbohidratnya. Misalnya, mashed potato dengan bahan baku kentang dapat disajikan dengan daging ayam dan sayuran. Teksturnya yang lembut dan gurih tentu akan sangat disukainya.
Selain itu, dengan menggunakan oatmeal, GroMoms bisa membuat sereal kesukaannya. Campurkan dengan susu untuk memberikan cita rasa manis dan creamy yang sangat digemarinya. Ubi panggang keju juga tak kalah menarik. Menu ini juga dapat disajikan bersama sayuran sehingga memberikan nutrisi komplit untuknya.
Bila Si Kecil juga susah makan sayur dan buah, GroMoms dapat siasati dengan cara berikut ini: Cara Mengatasi Anak Susah Makan Sayur dan Buah.
Ada kalanya Si Kecil akan memilih-milih makanan atau picky eater karena merasa bosan dengan nasi. Hal ini merupakan fase normal, asalkan ia masih mau mengkonsumsi sumber karbohidrat lainnya. Namun, ini akan mengkhawatirkan apabila ia menolak makanan dalam kelompok nutrisi tertentu atau selective eater.
Misalnya, ia menolak segala jenis makanan dengan kandungan karbohidrat. Tentu ini akan menyebabkannya kekurangan karbohidrat. Jika ini berlangsung dalam waktu lama, maka ia akan kekurangan sumber tenaga dan menjadi lemas, bahkan mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis. Oleh karenanya, jika Si Kecil menunjukkan gejala selective eater, segera konsultasikan ke dokter untuk menghindari risiko kekurangan nutrisi.
GroMoms, tak hanya karbohidrat, kebutuhan vitamin dan mineral lainnya juga harus dipenuhi agar proses pertumbuhannya dapat berlangsung optimal. Oleh karenanya, memberikan buah-buahan dan sayur-sayuran untuknya juga penting. Sama seperti nasi, kerap kali Si Kecil juga susah untuk diberikan asupan buah dan sayur. Tidak usah pusing untuk menanganinya ya GroMoms, yuk simak caranya di sini: Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Makan Buah dan Sayur
Referensi: