Setiap orang tua pasti pernah menghadapi tantangan ketika anak-anak mereka menjadi picky eater atau pemilih makanan. Picky eating menyebabkan anak tersebut hanya mau menyantap apa yang disukai dan menolak jenis hidangan tertentu. Akibatnya, nutrisi hariannya tidak terpenuhi dengan sempurna.
Meskipun kondisi ini normal dialami oleh Si Kecil, jika tidak segera diatasi masalah ini bisa berlangsung lama. Tentu GroMoms tidak ingin kondisi ini semakin buruk, kan? Oleh karena itu, yuk cari tahu penyebab dan cara mengatasinya di sini.
Picky eater merupakan istilah untuk menggambarkan perilaku anak yang cenderung pilih-pilih makanan untuk disantap. Selain picky eater, ada juga yang disebut sebagai selective eater. Meskipun sama-sama pemilih makanan, namun kedua kondisi ini cukup berbeda.
Picky eater masih dianggap sebagai fase perkembangan normal pada banyak anak. Sedangkan selective eater dapat lebih berisiko karena Si Kecil cenderung membatasi berbagai kelompok hidangan untuk nutrisi seimbang. GroMoms perlu memahami perbedaan ini dan mencari solusi yang sesuai untuk membantu Si Kecil mendapatkan cukup nutrisi bagi tumbuhkembangnya.
Picky eating bisa terjadi pada Si Kecil di usia 1-2 tahun dan kondisi ini bisa berlangsung hingga usia 3-5 tahun. Pada dasarnya kondisi ini bisa hilang seiring bertambahnya usia Si Kecil. Namun, di beberapa kondisi, picky eating bisa berlangsung lebih panjang jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, penting bagi GroMoms untuk memahami berbagai pilihan makanan sehat yang tepat untuk menutrisi Si Kecil. Hal ini penting, karena menyajikan makanan dengan banyak variasi dapat membantu menangani kasus ini. Selain itu, GroMoms juga perlu mengenalkan pola makan yang sehat sejak dini agar kondisi ini bisa dihindari.
Anak yang picky eater sebenarnya sangat mudah dikenali, beberapa ciri-ciri umumnya antara lain:
Beberapa anak menjadi picky eater karena beberapa alasan ini:
Picky eater jika tidak segera ditangani dengan baik akan memicu beberapa masalah yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Beberapa dampak yang berpotensi muncul pada Si Kecil, antara lain:
Untuk mengurangi dampak dari picky eating ini, GroMoms perlu kreatif dalam menyajikan makanan agar pengalaman makan Si Kecil jadi lebih menyenangkan.
Nah, jika Si Kecil mulai menunjukkan gejala picky eating, Moms tidak perlu cemas. Berikut beberapa tips untuk dicoba.
Untuk anak yang tidak menyukai konsistensi tertentu, seperti tekstur lembek, Moms dapat mencoba memberikan versi yang lebih padat. Misalnya, tawarkan potongan apel daripada saus apel. Trik lainnya, berupa mencampur hidangan padat dengan tekstur lain, seperti mencelupkan biskuit ke dalam saus apel.
Dengan memberikan pilihan tekstur berbeda, Moms dapat membantu Si Kecil mengeksplorasi menu baru dengan lebih nyaman, sehingga merangsang seleranya.
Makan bersama tidak hanya sekadar waktu untuk mengisi perut, tetapi juga merupakan momen berharga dalam pertumbuhannya. Makan bersama merupakan kesempatan untuk membangun ikatan keluarga yang kuat.
Selama bersantap bersama, hindari gangguan dari media seperti TV atau ponsel. Biarkan Si Kecil merasakan bahwa waktu bersantap adalah saat menyenangkan untuk berinteraksi dan momen kebersamaan.
Anak-anak perlu dilibatkan dalam proses menyiapkan hidangan. Mereka dapat diajak berpartisipasi dalam memilih bahan, mencuci sayuran, atau bahkan mengaduk adonan. Selama proses ini, berikan mereka kesempatan untuk menyentuh, mencium, dan merasakan berbagai bahan makanan.
Membantu menyiapkan makanan tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang makanan, tetapi juga membantu mengurangi kecenderungan picky eating. Selain itu, anak cenderung lebih tertarik untuk mencoba masakan yang ia bantu siapkan.
Ingatlah juga untuk menyajikan menu sama untuk seluruh anggota keluarga, bukan menyediakan hidangan terpisah untuk Si Kecil. Dengan demikian, ia dapat merasakan variasi yang ada, sehingga merangsang minat untuk mencoba hal-hal baru.
Ketika Si Kecil merasa lapar, ia cenderung lebih terbuka untuk mencoba menu baru karena ia lebih fokus pada kebutuhan diri untuk makan. Jadi, manfaatkan momen ini untuk memperkenalkan hidangan baru yang sehat dan beragam.
Selain itu, Moms bisa menjadi contoh dengan mencoba masakan baru dan menunjukkan antusiasme. Ini dapat memberikan dorongan positif kepada anak untuk mencoba menu beragam.
Menghadapi anak-anak pemilih tentu membutuhkan kesabaran dan kreativitas. Namun percayalah, mengajarkan Si Kecil tentang makanan merupakan salah satu tahapan perkembangan agar kelak ia bisa mengonsumsi segala jenis makanan sehat.
Nah, selain tips di atas, ada beberapa strategi lain yang dapat membantu Moms mengembangkan selera makan Si Kecil secara alami. Yuk, bantu ia memenuhi asupan nutrisinya dengan efektif di sini: Cara Menambah Nafsu Makan Anak secara Alami.
Referensi