Mengukur status gizi anak merupakan bagian penting dari tanggung jawab orang tua untuk memastikan anak memiliki kondisi kesehatan yang optimal. Dengan memperhatikan asupan nutrisi, pertumbuhan, dan kesehatan Si Kecil secara teratur, GroMoms dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah gizi sejak dini, memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan dan kesehatan Si Kecil yang lebih baik di masa depan.
Mengukur status gizi anak secara rutin merupakan langkah penting dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal. Status gizi anak sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak, sehingga pemantauan secara teratur sangat diperlukan.
Dengan pemantauan yang teratur, GroMoms dapat mengidentifikasi masalah gizi lebih awal dan memberikan perawatan yang sesuai untuk mencegah masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi, seperti stunting, kurang gizi, atau obesitas. Hal ini juga memungkinkan GroMoms untuk merencanakan upaya pencegahan yang tepat untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017, terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status gizi anak. Indikator tersebut meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan usia anak. Melalui pengukuran dan pemantauan indikator-indikator ini, GroMoms dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dalam mengukur status gizi anak, berat badan digunakan sebagai tolok ukur kecukupan gizi mikro maupun makro. Berat badan anak dapat memberikan informasi tentang keseimbangan asupan nutrisi yang diterima oleh Si Kecil.
Jika Si Kecil mengalami penurunan berat badan yang signifikan, hal tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah gizi seperti kekurangan gizi atau gizi buruk. Sebaliknya, jika anak mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan, hal tersebut dapat menunjukkan adanya masalah gizi seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
Tinggi atau panjang badan menjadi indikator penting karena pemenuhan gizi yang cukup akan mendukung pertumbuhan tulang dan peningkatan tinggi tubuh anak. Pada bayi berusia 0 sampai 2 tahun, status gizi diukur berdasarkan panjang badan, sedangkan anak di atas 2 tahun diukur berdasarkan tinggi badan.
Perubahan tinggi atau panjang badan anak yang lambat atau tidak sesuai dengan pertumbuhan normal dapat mengindikasikan adanya masalah gizi. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau tidak memiliki kondisi kesehatan yang optimal.
Pertumbuhan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan perlu dipertimbangkan dalam penilaian status gizi. Biasanya, anak perempuan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan anak laki-laki pada rentang usia yang sama. Oleh karena itu, jenis kelamin menjadi salah satu indikator untuk mengukur status gizi anak.
Usia anak dapat menjadi patokan untuk menilai apakah anak memiliki gizi yang cukup atau tidak. Perkembangan setiap anak memang berbeda, namun jika anak memiliki pertumbuhan yang jauh berbeda dengan anak-anak lain seusianya, hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa anak mengalami masalah kekurangan gizi.
Selain itu, usia juga mempengaruhi kebutuhan nutrisi anak. Anak dalam rentang usia yang berbeda memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda pula. Misalnya, bayi membutuhkan asupan ASI atau formula yang sesuai dengan usia dan perkembangannya, sedangkan anak usia sekolah membutuhkan asupan nutrisi yang mencakup berbagai kelompok makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.
Pengukuran lingkar kepala pada bayi perlu dilakukan sampai usia 2 tahun. Pengukuran ini dapat dilakukan oleh dokter anak atau bidan menggunakan pita ukur khusus. Setiap kali pemeriksaan, dokter akan mencatat ukuran lingkar kepala bayi. Lingkar kepala bayi kemudian akan dikelompokkan ke dalam ukuran normal, lingkar kepala terlalu kecil (mikrosefalus), atau lingkar kepala terlalu besar (makrosefalus).
Bagaimana apabila ukuran lingkar kepalanya tidak sesuai dengan standar semestinya? Moms bisa mengetahui tindak lanjutnya berikut ini: Ukuran Normal Lingkar Kepala Anak dan Cara Mengukurnya.
Mikrosefalus atau makrosefalus dapat menjadi tanda bahwa anak mengalami masalah perkembangan otak dan mungkin berhubungan dengan kekurangan gizi. Lingkar kepala yang terlalu kecil dapat mengindikasikan pertumbuhan otak yang terhambat, sedangkan lingkar kepala yang terlalu besar dapat mengindikasikan penumpukan cairan di dalam kepala atau masalah pertumbuhan otak lainnya.
Perlu juga diketahui bahwa lingkar kepala tidak hanya menjadi indikator penilaian status gizi saja, tetapi juga digunakan untuk monitoring status tumbuh kembangnya sehingga penting dilakukan pemantauan berkala. Untuk Moms yang ingin tahu kaitannya lingkar kepala dan tumbuh kembang, yuk baca artikel ini: Tabel Tumbuh Kembang Anak Usia Dini yang Ideal Menurut WHO
Status gizi pada anak dapat dinilai berdasarkan usia mereka. Untuk anak usia 0-5 tahun, pengukuran status gizi dilakukan menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA), sementara untuk anak usia 5-18 tahun menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Untuk anak usia 0-5 tahun, pedoman WHO tahun 2006 menerbitkan penggunaan grafik status gizi anak berdasarkan jenis kelamin. Grafik ini memungkinkan GroMoms untuk menghitung status gizi anak berdasarkan berat badan, tinggi badan, dan berat badan berdasarkan tinggi badan.
Tiga indikator status gizi anak tersebut ditempatkan dalam Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) sesuai dengan jenis kelamin anak. Penggunaan GPA ini mempermudah dokter dan GroMoms dalam memantau pertumbuhan anak.
Berikut adalah langkah-langkah menggunakan GPA berdasarkan pedoman WHO tahun 2006:
Khusus mengenai berapa sebaiknya berat badan yang diperoleh oleh seorang anak yang baru berumur 3 tahun, simak di sini yuk, Moms: Berat Badan Ideal Anak 3 Tahun Menurut WHO
Selain itu, ada juga indikator tinggi badan berdasarkan usia (TB/U) yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan tinggi anak yang lambat atau pendek. Status gizi anak berdasarkan TB/U meliputi:
Pengukuran tinggi badan anak dilakukan dengan posisi berdiri tegak, dan jika dilakukan dalam posisi berbaring untuk anak usia 0-60 bulan, maka tinggi badan anak harus dikurangi 0,7 cm.
Selain itu, ada juga indikator berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) yang digunakan untuk mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak. Indikator ini umumnya digunakan untuk mengelompokkan status gizi anak. Status gizi anak berdasarkan BB/TB adalah sebagai berikut:
Status gizi anak juga dapat dihitung berdasarkan lingkar kepala bayi. Dilansir dari WHO, berikut adalah status gizi yang dihitung dari lingkar kepala bayi:
Pada bayi laki-laki baru lahir, ukuran kepala normal adalah 36 cm dan bertambah menjadi 41 cm pada usia 3 bulan. Sementara bayi perempuan, ukuran normal lingkar kepalanya adalah 35 cm dan akan bertambah menjadi 40 cm pada usia 3 bulan. Pertambahan ideal untuk lingkar kepala bayi berusia 4 sampai 6 bulan adalah 1 cm. Kemudian saat bayi berusia 6 sampai 12 bulan, pertambahan lingkar kepala akan menurun menjadi 0,5 cm per bulan.
Dengan menggunakan grafik status gizi anak, indikator BB/U, TB/U, BB/TB, dan lingkar kepala bayi, GroMoms dapat menghitung status gizi anak dengan lebih akurat dan memantau pertumbuhannya dengan baik.
Untuk anak di atas 5 tahun, status gizi diukur menggunakan aturan yang dikeluarkan oleh Central of Disease Control (CDC) tahun 2000 dan Permenkes Nomor 2 Tahun 2020. Namun, untuk anak-anak di atas usia 5 tahun, pertumbuhan mereka dapat berbeda-beda meski rentang usianya sama. Oleh karena itu, perbandingan tinggi dan berat badan anak akan dihitung berdasarkan usia mereka.
Kategori penilaian status gizi anak di atas usia 5 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah sebagai berikut:
Jika dibandingkan, pengukuran status gizi anak usia di bawah 5 tahun yang menggunakan GPA lebih sulit dibandingkan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada anak di atas 5 tahun atau orang dewasa.
Oleh karena itu, disarankan agar anak di bawah 5 tahun mengukur status gizi mereka di rumah sakit atau posyandu guna memperoleh hasil yang lebih akurat. Dengan demikian, pengukuran status gizi anak di bawah 5 tahun di rumah sakit atau posyandu dapat memberikan informasi yang lebih akurat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mendukung tumbuh kembang anak di semua aspek, penting untuk memberikan asupan nutrisi yang tepat. Optimalkan tumbuh kembangnya dengan memenuhi nutrisi seperti protein, kalsium, vitamin, maupun zat besi. GroMoms ingin mengetahui selengkapnya? Yuk cari tahu di sini: Panduan Gizi Seimbang untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Referensi: