Moms pasti pernah menghadapi momen kebingungan ketika Si Kecil mulai menunjukkan gejala Gerakan Tutup Mulut (GTM). Dari yang awalnya menutup rapat mulut sampai menyemburkan makanan atau bahkan melepehkan kembali yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Batita yang sedang GTM bikin gemas ya, Moms?
Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya secara lengkap berikut ini.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
Melansir dari Klikdokter, pada rentang usia ini, penambahan berat badan Si Kecil akan melambat, atau hanya akan bertambah 1-2 kilogram setiap tahunnya. Lalu, nafsu makannya juga akan menurun dibandingkan saat masih bayi.
Sementara itu, ekspektasi dari orang tua justru semakin banyak. Apalagi sekarang didukung dengan pilihan makanan yang lebih beragam, sehingga orang tua ingin agar anaknya menghabiskan makanan. Saat titik tengah tak tercapai, maka kemungkinan GTM akan semakin tinggi.
Lingkungan yang Tidak Mendukung
Kondisi GTM juga bisa dipicu suasana makan yang tidak kondusif. Misalnya apabila orang tua memaksakan anak untuk makan, atau bahkan sekadar bosan karena aktivitas makan tidak diiringi menonton TV atau gadget.
Anak akan merasa pengalaman makan menjadi tidak menyenangkan apabila terjadi pemaksaan atau ancaman yang diakibatkan karena ia GTM atau bahkan sekadar melambat saat makan. Kondisi ini membutuhkan orang tua untuk lebih berempati dan menemani Si Kecil makan dengan sabar.
Pemberian makanan juga harus memperhatikan tahapan perkembangan Si Kecil. Tahapan ini mencakup tekstur yang sesuai dengan kemampuannya mengunyah, serta penyesuaian kandungan nutrisi seiring yang dengan pertumbuhannya.
Jika menu tidak disesuaikan dengan tahapan perkembangan, ia akan kesulitan makan atau menunjukkan penolakan. Bahkan ia juga mungkin akan kesulitan menerima makanan baru apabila tidak diperkenalkan secara perlahan.
Umur 2-5 tahun merupakan momen dimana Si Kecil mengembangkan otonominya sendiri. Ia akan memiliki preferensi pada jenis makanan yang ia ingin nikmati, lalu berangsur ingin berhenti disuapi dan mulai makan sendiri.
Maka, Moms perlu menyesuaikan dengan kondisi ini setiap harinya. Menyiapkan makanan yang lebih beragam dan memahami kebutuhan Si Kecil yang semakin ingin independen.
Lebih lengkapnya mengenai penyebab-penyebab anak susah makan, yuk Moms, coba lihat solusi lengkapnya di sini, yuk: Penyebab Anak Susah Makan dan Cara Mengatasinya.
Berikut ini panduan penting dalam mengatasi GTM pada anak:
Si Kecil sebaiknya memiliki jadwal bersantap yang teratur, termasuk tiga kali menu utama dan dua kali snack di antara waktu makan besar. Misalnya sarapan pada pukul 7 pagi, snack pada pukul 10 pagi, dan seterusnya.
Jadwal ini akan membantu ia memahami kapan saatnya makan serta membentuk kebiasaan yang baik dalam mengatur waktu bersantap. Kemudian, usahakan juga agar waktu makannya tidak melebihi 30 menit. Hal ini akan membantunya untuk konsisten menghabiskan makanan dalam tempo yang tidak terlalu lama.
Sama halnya dengan orang dewasa, Si Kecil juga akan mengalami rasa bosan apabila disajikan makanan yang itu-itu saja. Tantangan pasca masa ASI adalah menyiapkan makanan yang akan memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya dan berbagai variasinya, serta bagaimana menanggulangi Si Kecil yang tidak suka dengan bahan makanan tertentu.
Banyak sekali inspirasi resep yang bisa Moms cari di internet atau menyesuaikan dengan menu-menu yang secara tradisional disukai Si Kecil. Untuk bahan makanan yang tidak disukai, tapi memiliki nilai gizi esensial, Moms bisa menyelipkannya atau dikreasikan dalam bentuk yang menggugah perhatiannya. Dalam hal ini, kreativitas adalah kunci untuk mengatasi GTM Si Kecil.
Si Kecil bisa merasa frustrasi saat melihat porsi makanan yang terlalu besar dan ini berpotensi akan memperlambat tempo makannya atau bahkan GTM. Maka Moms perlu menyajikan saja dalam porsi-porsi kecil, dan menambahkannya bila dirasa perlu.
Makanan yang sulit dinikmati dalam sekali suap juga perlu dipotong-potong dalam ukuran yang lebih kecil. Siapkan juga alat makan yang mudah dan aman untuk ia pegang sendiri. Hal ini akan mempermudah proses Si Kecil saat menikmati makanan.
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk bersantap sangat penting. Lingkungan seperti ini bisa mencakup menghias meja makan, menggunakan piring yang menarik, dan menciptakan suasana yang positif.
Makan bersama keluarga merupakan cara yang baik untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Bahkan sesekali Moms juga bisa mengajaknya makan di luar rumah sebagai cara untuk memberikan variasi dalam keseharian Si Kecil.
Memberi Si Kecil kesempatan untuk makan sendiri membantunya mengembangkan keterampilan dan meningkatkan kemandirian. Moms juga bisa mendukungnya dengan memberikan variasi menu yang menarik, porsi yang mudah untuk ia makan, dan suasana yang mendukung.
Namun, bila ia menunjukkan tanda-tanda penolakan, Moms sebaiknya tidak memaksa. Agar Si Kecil mau makan sendiri, ada beberapa tips yang bisa diterapkan di rumah, lho Moms. Baca panduannya di artikel ini yuk: Cara Melatih Anak Agar Mau Makan Sendiri.
Menerapkan hal-hal tersebut dapat membantu GroMoms mengatasi GTM pada anak. Namun, dalam prakteknya akan banyak tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, agar penerapan hal ini lebih mudah, ada beberapa tips yang bisa membantu GroMoms. Yuk, simak panduan lengkapnya di artikel ini: Cara Menerapkan Feeding Rules Sesuai Anjuran IDAI.
Menghadapi GTM memerlukan pemahaman dan pendekatan yang bijak. Ada beberapa kesalahan yang perlu Moms hindari, di antaranya:
Memaksa Si Kecil atau bahkan memarahinya jika ia menolak dapat menciptakan stres dan perasaan negatif terkait dengan makanan. Stres ini bisa memperburuk masalah GTM dan membuatnya semakin menolak hidangan yang disiapkan. Sebaliknya, lebih baik berbicara dengan anak secara lembut dan mencoba mencari solusi yang positif.
Bersantap sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain, menonton televisi, berjalan-jalan, atau naik sepeda sangat tidak disarankan. Bersantap dengan aktivitas lain dapat mengurangi kesadaran terhadap hidangan di hadapannya serta merusak pengalaman makan. Lebih baik menciptakan lingkungan yang tenang dan fokus saat bersantap.
Memberikan minuman lain selain air putih di antara waktu makan dapat mengisi perut anak dan membuatnya tidak lagi lapar. Minuman selain air putih bisa membuatnya lebih sulit menerima hidangan utama. Sebaiknya, batasi minuman lain selain air putih ketika mendekati waktu bersantap.
Perasaan menerima makanan sebagai hadiah dapat mengganggu pola makan yang sehat. Sebaiknya pilih cara lain untuk memberi penghargaan atau memberikan dorongan positif yang bukan berhubungan dengan makanan.
Menghadapi GTM memerlukan kesabaran, pemahaman, dan pendekatan yang positif. Selain itu, Moms juga perlu memberikan nutrisi dengan kandungan minyak ikan yang telah dikenal mampu menambah nafsu makan anak.
Namun, bagaimana jika Si Kecil menolak minum minyak ikan karena rasanya yang amis? Jangan khawatir karena Moms bisa memilih susu pertumbuhan yang telah diformulasikan dengan kandungan minyak ikan tanpa harus khawatir dengan bau amisnya. Selain kandungan nutrisinya lengkap, susu pertumbuhan juga dapat menambah nafsu makan anak. Mau tahu rekomendasinya? Cek di sini, yuk: Susu yang Bagus untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan.
REFERENSI
IDAI. Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Batita. Diakses tanggal 26 Oktober 2023. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita