Bagi para GroMoms, memahami kebutuhan kalori anak membantu dalam menyediakan nutrisi yang seimbang sesuai dengan usia, aktivitas, dan kondisi kesehatan anak. Setiap anak memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik.
Untuk menghitung kebutuhan kalori Si Kecil, kita tinggal kalikan berat badan mereka dengan angka konstanta (faktor pengali) yang berkisar antara 35-80 kkal. Angka konstanta ini tidak asal dipilih, loh! Ini semua tergantung pada usia Si Kecil, karena setiap kelompok umur punya kebutuhan kalori yang berbeda. Yuk pelajari cara menghitung kebutuhan kalori Si Kecil dengan rumus-rumus cepat berikut ini.
Si Kecil membutuhkan kalori agar mempunyai energi untuk beraktivitas, dan aktivitas ini diperlukan untuk membuatnya lebih cerdas. Selain itu, banyak dari aktivitasnya yang membantu merangsang pertumbuhan tubuhnya.
Aktivitas yang dikerjakannya membuat sel-sel otot tubuhnya menjadi aktif untuk bertumbuh. Akibatnya, massa ototnya pun bertambah, sehingga berat badannya pun meningkat.
Aktivitasnya juga membuat sel-sel tulangnya bertumbuh. Akibatnya, ukuran tulangnya pun bertambah, sehingga tinggi badannya pun meningkat.
Sebaliknya, jika ia kekurangan kalori, ia akan kekurangan energi untuk beraktivitas, sehingga tidak ada cukup aktivitas untuk merangsang sel-sel tubuhnya untuk bertumbuh. Dampaknya, baik massa otot maupun massa tulangnya juga tidak bertumbuh, sehingga berat maupun tinggi badannya pun tidak bertambah.
Kalori juga dibutuhkan Si Kecil untuk agar organ-organ tubuhnya (seperti paru dan jantung) untuk tetap bekerja menjalankan fungsinya, sehingga ia dapat bernafas dan peredaran darah di dalam tubuhnya tetap lancar.
Selain itu, apabila ia sewaktu-waktu terserang infeksi, sisa kalori yang dimilikinya hanya akan digunakan untuk melawan infeksi tersebut. Namun, sisa kalori tersebut tidak akan cukup untuk digunakan bagi aktivitas yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan massa tubuhnya.
Menurut riset yang dimuat di National Library of Medicine, kebutuhan kalori seorang anak dapat dihitung dulu dengan mengetahui berat badan dari anak tersebut, lalu mengalikannya dengan suatu faktor pengali yang tetap. Setiap kelompok usia anak memiliki faktor pengali yang berbeda.
Inilah panduan cara menghitungnya:
Kebutuhan kalori harian pada anak usia 1-3 tahun = 80 kkal x berat badan (kg).
Usia 4-5 tahun: 70 kkal x berat badan (kg).
Usia 6-8 tahun: 60-65 kkal x berat badan (kg).
Usia 9 tahun ke atas: 35-45 kkal x berat badan (kg).
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan kebutuhan kalori harian dalam setiap kelompok usia. Berikut ini kebutuhannya:
Usia 1-3 tahun: 1350 kkal.
Usia 4-6 tahun: 1400 kkal.
Usia 7-9 tahun: 1650 kkal.
Lalu, bagaimana cara memenuhi kebutuhan kalori harian Si Kecil? Berikut penjelasannya.
Karena kebutuhan kalori harian setiap anak berbeda-beda berdasarkan berat badan dan usianya, GroMoms perlu mengetahui dulu berapa kalori yang dibutuhkan Si Kecil.
Setelah mengetahui angkanya, GroMoms dapat mencari tahu makanan apa saja yang menghasilkan kalori tinggi, agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Umumnya, inilah contoh makanannya:
GroMoms dapat mencari makanan-makanan lainnya yang juga menghasilkan banyak energi. Kemudian, GroMoms dapat memasukkan makanan tersebut dalam menu Si Kecil sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa susu merupakan sumber kalori yang bagus untuk Si Kecil. Mungkin GroMoms penasaran apakah dengan rutin mengonsumsi susu dapat membuat berat badan Si Kecil meningkat. Yuk, temukan jawaban dan kriteria jenis susu terbaiknya di artikel ini: Apakah Minum Susu Bisa Menambah Berat Badan Anak?
Yang perlu GroMoms ketahui, makanan-makanan yang manis dan berlemak juga menghasilkan kalori yang cukup tinggi. Namun, jenis makanan tersebut dapat menimbulkan penyakit jika dimakan secara berlebihan ya, GroMoms.
Misalnya, makanan yang manis dan berlemak umumnya mengandung banyak karbohidrat dan lemak yang tentu menghasilkan tinggi kalori. Contoh antara lain permen, kue, es krim, dan sebagainya. Sayangnya, jika dimakan secara berlebihan, lama-kelamaan Si Kecil bisa mengalami obesitas yang dapat mengganggu perkembangannya.
Si Kecil boleh makan makanan yang manis dan berlemak tersebut, tetapi perlu dibatasi ya, GroMoms. Umumnya, jika Moms membatasi konsumsi gula hanya mencapai 10% dari total kalori makanan yang dikonsumsinya, maka kecil kemungkinannya para anak ini menjadi gemuk ataupun mengalami karies gigi.
Jika GroMoms khawatir dengan gangguan seperti ini, terutama masalah karies gigi pada Si Kecil, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diberikan sejak dini. Yuk baca cara antisipasinya di artikel ini: Cara Mudah Mencegah Karies Gigi pada Anak.
Nah, jika Si Kecil masih merasa lapar, Moms dapat memberinya makanan, namun tidak hanya semata-mata berupa permen atau kue saja yang tinggi kalori. Untuk memenuhi kebutuhan selera makannya, GroMoms dapat menggantikannya dengan buah-buahan atau kacang-kacangan.
Selain sama-sama manis dan berlemak, namun makanan tersebut mengandung jauh lebih banyak nutrisi seperti serat, vitamin, mineral, asam amino esensial, dan sebagainya, yang tentunya akan membantu tubuh Si Kecil menjadi lebih sehat.
Kalori harian Si Kecil yang terpenuhi akan terlihat dari pertumbuhan tinggi dan berat badannya. Apabila kalorinya cukup, GroMoms akan melihat tinggi badan maupun berat badannya cenderung meningkat.
Sebaliknya, jika kalorinya kurang terpenuhi, maka tinggi maupun berat badan Si Kecil akan cenderung menetap. Bahkan, jika berat badannya cenderung berkurang, GroMoms dapat curiga bahwa sel-sel tubuhnya tidak mendapatkan cukup kalori.
Agar kebutuhan kalori Si Kecil terpenuhi, GroMoms juga perlu menjaga agar pola makannya selalu seimbang, yaitu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Si Kecil memang memerlukan makanan yang menghasilkan tinggi kalori, yang umumnya berupa makanan yang banyak mengandung nutrisi-nutrisi seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Namun, agar nutrisi tersebut dapat menghasilkan kalori, tubuh Si Kecil juga memerlukan asupan vitamin maupun mineral. Fungsi vitamin dan mineral ini ialah membantu proses metabolisme agar tubuh dapat mengubah protein, karbohidrat, dan lemak tadi menjadi kalori.
Contoh penerapan pola makan yang seimbang ini ialah menetapkan agar Si Kecil memperoleh makanan utama sebanyak tiga kali sehari, dan GroMoms perlu memastikan setiap menu makannya terdapat sumber protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral. Kemudian, GroMoms perlu memberinya camilan di sela-sela waktu makan utama. Camilan tersebut juga perlu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, hanya memang dalam porsi yang lebih sedikit daripada makanan utama.
Dengan memenuhi kebutuhan kalori Si Kecil, maka ia dapat bertumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Keberhasilan pertumbuhannya akan dapat terlihat dari tinggi badan dan berat badan yang cenderung meningkat.
Nah, tersedia banyak sekali bahan-bahan makanan yang dapat membantu Si Kecil memenuhi kebutuhan kalorinya untuk menambah berat badannya, dari berbagai macam sumber karbohidrat kompleks hingga sumber lemak sehat. Apa saja bahan makanan yang dapat menambah berat badannya ini? Yuk, cari tahu di sini, GroMoms: Cara Menaikkan Berat Badan Anak secara Sehat
Referensi: