Sayur mayur merupakan bagian penting dalam pola makan sehat pada anak karena kandungan nutrisi lengkapnya. Dari vitamin, mineral, serat, hingga antioksidan yang penting untuk keseluruhan tumbuh kembang Si Kecil. Tantangannya adalah menjadikan Si Kecil menggemari makan sayur sejak dini. Dengan mengetahui berbagai manfaat sayuran, Si Kecil tentu akan terdorong untuk membiasakan asupannya. Yuk, ketahui selengkapnya berikut ini beserta berbagai risiko akibat kekurangannya.
Mari kita mulai dari mengenai berbagai keuntungan yang akan dinikmati Si Kecil dengan menggemari makan sayur. Antara lainnya adalah sebagai berikut.
Sayuran umumnya mengandung beragam vitamin dan mineral esensial, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin K, kalsium dan zat besi. Kesemuanya mendukung perkembangan tulang, pertumbuhan sel-sel tubuh, dan kerja fungsi organ-organ penting.
Sayuran hijau juga mengandung serat, yang membantu dalam pencernaan dan menjaga berat badan anak tetap ideal. Nutrisi ini sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Sayuran yang mengandung serat, seperti brokoli, wortel, dan kacang hijau, yang baik untuk kesehatan sistem pencernaan anak-anak.
Konsumsi sayur membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh Si Kecil. Kandungan antioksidan, seperti beta-karoten, serta vitamin C dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai macam infeksi ataupun penyakit.
Bila sistem kekebalan tubuh anak kuat, maka ia akan lebih mampu melawan infeksi, untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, dan menghindari absensi yang berlebihan di sekolah akibat sering didera permasalahan kesehatan.
Sayur merupakan sumber kalsium, vitamin K, dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tulang yang kuat pada anak-anak. Kalsium membantu membangun dan memperkuat tulang, sementara vitamin K memainkan peran penting dalam pembentukan tulang yang sehat.
Mengingat kalsium memiliki peran penting untuk pertumbuhan Si Kecil, maka GroMoms perlu menjaga agar kebutuhan nutrisi ini terpenuhi. Selain dari sayur-sayuran, kalsium juga bisa diperoleh dari buah-buahan. Ingin tahu apa saja jenis buahnya? Yuk, temukan pada artikel ini: Buah yang Mengandung Tinggi Kalsium.
Nutrisi dalam sayur, seperti asam folat, vitamin K, dan antioksidan dapat mendukung perkembangan otak dan fungsi kognitif anak-anak. Asam folat dapat membantu dalam pembentukan sel-sel otak, sementara antioksidan melindungi sel-sel saraf dari kerusakan.
Dengan menambahkan asupan sayur mayur dalam pola makan sehat anak setiap harinya, maka GroMoms membantu memastikan bahwa anak-anak mendapatkan nutrisi penting yang mendukung kecerdasan dan kemampuan belajar mereka.
Sayur-sayuran rendah kalori dan tinggi serat, seperti selada dan mentimun dapat membantu menurunkan berat badan anak dan mengurangi risiko obesitas. Makanan rendah kalori ini memungkinkan anak-anak merasa kenyang tanpa kelebihan kalori. Misalnya, selada segar dan irisan timun adalah camilan rendah kalori yang sehat.
Sayuran yang kaya vitamin C dapat membantu dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Vitamin C sendiri adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk membantu tubuh anak-anak pulih lebih cepat dari luka atau cedera.
Kekurangan sayuran dapat berdampak negatif bagi tumbuh kembang Si Kecil. Kondisi ini mengharuskan Moms mencari cara agar Si Kecil bisa menggemari sayur, atau bagaimana caranya bisa menggabungkan sayuran ke dalam menu favorit harian Si Kecil.
Berikut adalah dampak negatif yang perlu Moms ketahui:
Kurangnya konsumsi sayur dapat menyebabkan Si Kecil kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, maupun serat. Kekurangan vitamin maupun mineral dapat mengganggu proses-proses metabolisme yang dibutuhkan tubuh untuk dapat menjalankan fungsi organnya sehari-hari.
Mineral juga menjadi bahan untuk banyak sel dalam tubuh, seperti sel darah, sel tulang, sel gigi, dan lainnya. Jika Si Kecil kekurangan mineral, maka ia akan kekurangan sel pada organ-organ tersebut, sehingga fungsi tubuhnya juga akan terganggu. Vitamin dan mineral juga seharusnya bekerja untuk membantu perkembangan ototnya. Maka dengan kekurangan nutrisi tersebut, Si Kecil menjadi sulit untuk tumbuh tinggi, bahkan akan tampak lebih kurus dibandingkan teman-temannya.
Pada akhirnya, daya tahan tubuhnya juga akan berkurang, karena baik vitamin maupun mineral berperan besar untuk membantu metabolisme pada sistem kekebalan tubuh. Hal ini tentu menyebabkannya rentan mengalami infeksi.
Sayuran adalah sumber alami serat pangan yang penting untuk fungsi pencernaan. Dampak kekurangan terhadap pencernaan di antaranya adalah sembelit, salah satu masalah pencernaan yang paling umum ditemui pada anak yang tidak mengonsumsi cukup serat.
Serat membantu memperlancar proses pencernaan. Tanpa cukup asupan serat, tinja bisa menjadi keras, sehingga Si Kecil akan sulit buang air besar. Sembelit yang diakibatkan kurangnya konsumsi serat pada anak, bisa GroMoms pelajari selengkapnya di artikel berikut: Penyebab Anak Susah BAB dan Cara Mengatasinya.
Wortel, seledri, maupun timun dikenal memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jika Si Kecil enggan mengonsumsinya, maka dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mulut seperti kehilangan fungsi pembersih alami. Sebab, sayuran memiliki fungsi membantu membersihkan permukaan gigi dari partikel makanan dan bakteri yang dapat menimbulkan plak pada gigi.
Mengganggu suasana ideal dalam mulut, yang ditandai ketidakseimbangan antara pH asam dan basa akibat tidak cukupnya nutrisi dari sayuran. Jika ketidakseimbangan asam-basa ini dibiarkan, dapat mempermudah gigi untuk erosi. Kemudian terjadi juga risiko gigi berlubang, sebagai dampak lanjutan dari plak ataupun erosi pada gigi karena kekurangan nutrisi dari sayuran.
Terakhir adalah sakit pada gusi yang disebabkan kurangnya asupan vitamin C untuk mendukung jaringan kolagen yang menguatkan struktur gusinya. Dengan kurangnya kolagen akibat kekurangan vitamin C, gusi akan menjadi lemah dan mudah terkena penyakit.
Kurangnya asupan sayur pada Si Kecil dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti masalah pada jantung. Serat, potassium, magnesium, dan antioksidan berperan penting untuk kesehatan jantung. Serat, misalnya, membantu mengurangi kadar kolesterol dalam darah, sementara potasium berfungsi mengatur tekanan darah. Kekurangannya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung saat Si Kecil beranjak dewasa.
Kemudian ada juga dampak negatif pada kesehatan mata. Wortel, jagung, maupun paprika merah kaya akan lutein, zeaxanthin, serta beta-karoten, yang membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko katarak saat dewasa.
Mengajak Si Kecil untuk mengonsumsi sayur memang seringkali menjadi tantangan. Namun, mengabaikan asupan pada menu anak bukanlah pilihan, mengingat banyak risiko kesehatan jangka panjang yang dapat muncul.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, Moms perlu membuat hidangan dengan lebih menarik, dan sebagai bantuan, Moms dapat memberikan lebih banyak nutrisi berupa vitamin untuk meningkatkan nafsu makan. Yuk lihat vitamin apa saja yang dapat menambah nafsu makan di sini: Catat Yuk! Vitamin untuk Menambah Nafsu Makan Anak.