Menghadapi fase anak susah makan bisa menjadi tantangan bagi GroMoms. Tidak jarang Si Kecil ada di fase ia menolak untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan atau menunjukkan kebiasaan makan yang selektif. Anak-anak biasanya susah makan atau menjadi picky eater ketika usianya menginjak 1-5 tahun.
GroMoms perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi fase ini agar dapat memastikan Si Kecil menerima cukup nutrisi. Lantas, bagaimana cara menghadapi anak yang susah makan? Untuk mengetahui apa saja yang GroMoms bisa lakukan, pastikan GroMoms membaca artikel ini sampai habis, ya.
Susah makan dianggap sebagai tahapan perkembangan normal pada masa kanak-kanak. Selama fase ini, Si Kecil mungkin menunjukkan ketidaknyamanan untuk mencoba makanan baru dan menolak beberapa jenis makanan. Secara alamiah, anak pada umumnya memang mengalami fase susah makan yang dimulai pada usia 6 bulan-5 tahun.
Pada tahun pertama, bayi mengalami tahapan perubahan dari mengonsumsi makanan cair seperti ASI atau susu pertumbuhan, diganti menjadi makanan semi padat (dimulai pada usia 6 bulan), kemudian makanan padat (dimulai pada usia 9 bulan), dan makanan keluarga (dimulai pada usia 1 tahun). Proses ini adalah bagian dari perkembangan alamiah bayi dan dapat memengaruhi pola makan mereka.
Ada beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan anak sulit makan, seperti berikut:
Pada masa pertumbuhan, memang wajar jika anak-anak tidak mau mencoba makanan baru. Hal ini dikenal dengan istilah neophobia, yang biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Namun, GroMoms tak perlu khawatir, karena fase ini akan perlahan-lahan menghilang ketika anak menginjak usia 5-8 tahun.
Anak-anak biasanya susah makan atau menjadi picky eater ketika usianya menginjak 1-5 tahun.Hal ini yang membuat selera makan Si Kecil menjadi berkurang, sehingga mereka menjadi susah makan atau hanya makan sedikit saja.
Anak-anak sudah diprogram untuk makan sebanyak yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan energi. Namun banyak orang tua mencoba memaksa mereka untuk makan lebih dari yang mereka butuhkan, karena orang tua khawatir mereka akan kekurangan nutrisi. Pemberian makan secara paksa sebenarnya dapat mengurangi nafsu makan anak, karena anak merasa tidak nyaman dan seakan-akan waktu makan adalah hukuman.
Moms perlu mengetahui jenis-jenis picky eater agar dapat mengetahui cara mengatasinya yang sesuai. Temukan informasi lengkapnya di artikel ini yuk: 4 Jenis Picky Eater yang Wajib GroMoms Tahu!
Anak sulit makan bisa menjadi masalah yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Namun, dengan pendekatan yang tepat, masalah ini bisa diatasi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu GroMoms menghadapi Si Kecil yang sulit makan:
Memberikan makanan sehat kepada anak yang sedang dalam fase susah makan sangatlah penting. Makanan sehat tidak hanya memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, tetapi juga dapat meningkatkan energi dan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan.
GroMoms perlu menyajikan makanan dan camilan yang sehat. Jika Si Kecil lapar, mereka akan memakan makanannya. Jika sedang tidak lapar, mereka tidak akan memakannya. Hal ini wajar, dan mereka akan merasa lapar pada waktu makan berikutnya. Jadi, GroMoms tidak perlu memaksa Si Kecil.
Pilihan makanan yang tepat sangatlah penting dalam menghadapi anak susah makan. GroMoms perlu memilih makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan karbohidrat yang sehat. Selain itu, hindari makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh yang tinggi.
GroMoms mungkin sering memberikan camilan kepada Si Kecil sepanjang hari agar mereka tidak rewel. Namun, ini bukanlah pilihan yang baik, loh. Anak-anak yang sering ngemil dan makan terlalu banyak camilan akan menjadi tidak lapar pada waktu makan.
Berikan Si Kecil maksimal dua camilan sehat sehari, seperti sepotong buah. Pastikan camilan tersebut tidak berukuran besar yang bisa membuat mereka tersedak. Balita dan anak usia prasekolah masih memiliki risiko tinggi untuk memasukkan sejumlah benda ke dalam mulut mereka dan tersedak
Jika anak merasa haus di antara waktu makan, berikanlah air minum. Batasi juga konsumsi minuman manis seperti jus yang mengandung tinggi gula, sirup ataupun coke untuk Si Kecil. Minuman yang mengandung tinggi gula sehingga bisa membuat anak cepat kenyang, dan berisiko untuk timbul gangguan kesehatan seperti diabetes, caries pada gigi ataupun anak menjadi gelisah.
Terkait dengan karies, sebenarnya kondisi ini juga perlu diwaspadai oleh GroMoms karena di beberapa kondisi tertentu bisa menyebabkan munculnya nyeri sehingga sebelum hal ini dialami oleh Si Kecil, penting untuk mengenali pencegahan terbaiknya. Informasi selengkapnya, yuk baca artikel berikut: Cara Mudah Mencegah Karies Gigi pada Anak.
Memastikan Si Kecil mendapatkan nutrisi yang cukup merupakan tanggung jawab terpenting bagi orang tua. Seringkali orang tua memaksa anak makan agar mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Namun, memaksa Si Kecil untuk makan bukanlah solusi yang efektif
Memaksa anak-anak untuk makan akan memberikan beberapa dampak negatif. Memaksa anak makan seringkali hanya membuat anak merasa tidak nyaman sehingga tidak efektif dalam pemenuhan asupan nutrisi yang cukup.
Ada beberapa cara untuk mendorong anak untuk makan tanpa harus memaksa mereka. GroMoms bisa menyediakan makanan menarik bagi Si Kecil. Makanan yang beragam dan berwarna-warni dapat meningkatkan minat anak terhadap makanan. Selain itu, ciptakan suasana makan yang santai dan menyenangkan.
Gerakan tutup mulut atau GTM kerap terjadi pada anak di rentang usia 2-5 tahun. Ada banyak penyebab dan cara mengatasinya yang perlu Moms ketahui. Yuk, simak selengkapnya di sini: Cara Mengatasi GTM pada Balita Tanpa Drama.
Jika Si Kecil terlihat sehat dan energik, itu tandanya mereka sudah cukup makan. Jika GroMoms masih khawatir, perhatikan seberapa banyak makanan yang mereka makan sepanjang hari. Anak-anak cenderung ngemil secara konstan, dibandingkan makan 3 kali sehari seperti orang dewasa.
Untuk memastikan pertumbuhan Si Kecil, GroMoms dapat memeriksa grafik pertumbuhan dan berat badan Si Kecil yang biasa dijumpai di tempat kesehatan ibu dan anak.
GroMoms harus tetap tenang dalam memperhatikan apakah Si Kecil makan atau tidak. okuslah untuk membuat waktu makan menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi Si Kecil sehingga Si Kecil akan mengingatnya dan cenderung ingin mengulanginya.
Hindari juga untuk memberi sogokan dengan permen, cokelat, biskuit, atau makanan manis lainnya. Pemberian itu akan membuat Si Kecil berpikir bahwa barang-barang itu lebih baik dari makanan mereka. Sehingga ke depannya mereka akan memilih makanan-makanan tersebut dibandingkan dengan makanan yang lebih bernutrisi.
Daripada GroMoms memaksa Si Kecil untuk makan, lebih baik sesuaikan pola makan dengan kebiasaan Si Kecil. Dengan menyesuaikan pola makan dengan kebiasaan, kegiatan makan Si Kecil akan terasa lebih natural dan menyenangkan.
GroMoms juga bisa menjadwalkan makan malam lebih awal, idealnya sebelum pukul 5 sore, dapat membantu anak-anak mendapatkan makanan yang cukup tanpa merasa terlalu lelah. Biarkan juga Si Kecil mengidentifikasi kapan mereka sudah cukup untuk makan, ini akan mengajarkan Si Kecil untuk mendengarkan tubuh mereka.
Jika GroMoms ingin memastikan Si Kecil mau makan dengan baik tanpa stres, cobalah menerapkan feeding rules. Dengan melakukan feeding rules, GroMoms dapat menciptakan lingkungan makan yang positif dan menyenangkan bagi Si Kecil. GroMikom bisa temukan lebih lanjut tentang cara menerapkan feeding rules dan manfaatnya bagi tumbuh kembang anak di sini: Cara menerapkan feeding rules sesuai anjuran IDAI.
Sumber: