Saat seorang anak memasuki usia dua tahun, umumnya ia sudah mendapatkan nutrisi utama dari makanan yang dikonsumsinya. Nah, ketika ia menolak untuk makan, tentu GroMoms akan khawatir. Namun, ternyata wajar loh jika seorang anak dua tahun tiba-tiba susah makan. Kira kira apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya di sini.
Fase sulit makan ini biasanya terjadi karena sejumlah faktor tumbuh kembang atau lingkungan Si Kecil. Namun, umumnya sikapnya yang menolak makanan ini tidak akan berlangsung sampai berhari-hari.
Meskipun begitu, kondisi ini tidak boleh diabaikan begitu saja, ya. Berikut beberapa hal yang menyebabkan Si Kecil susah makan, seperti:
Makanan tidak sehat seperti junk food memang mudah ditemui, tetapi ternyata terbiasa mengonsumsinya tidak baik untuk tumbuh kembang Si Kecil. Dengan mengonsumsi hidangan yang banyak mengandung gula, garam, dan lemak tambahan, ia akan terbiasa dengan rasa yang terlalu kuat, sehingga dapat menolak rasa yang lebih alami.
Secara umum, makanan alami tidak memberikan stimulasi yang sama kuatnya bagi otak Si Kecil dengan hidangan yang tinggi garam dan gula tambahan. Akibatnya, jika ia terbiasa mengonsumsi junk food sejak kecil, ia akan kesulitan beralih ke makanan yang lebih sehat di masa depan.
Anak yang cenderung memilih atau menolak jenis makanan tertentu disebut picky eater. Biasanya anak dapat menjadi pemilih seperti ini ketika ia kurang terpapar jenis makanan yang beragam pada waktu memulai MPASI.
Selain kurangnya paparan, beberapa anak memang secara alami lebih peka dalam merasakan atau melihat makanan, sehingga membuatnya lebih pemilih terhadap tekstur, warna, atau aroma tertentu. Akibatnya, mereka menjadi lebih selektif dalam memilih makanan.
Pengalaman buruk seperti dipaksa menelan makanan tertentu, atau muntah setelah mengonsumsi makanan tertentu, dapat menciptakan trauma. Trauma ini membentuk persepsi Si Kecil menjadi negatif dan menimbulkan rasa cemas terhadap hidangan tersebut. Tak hanya itu, pengalaman anak-anak yang mengalami alergi makanan juga berpotensi membentuk perasaan tidak nyaman.
Ketika tumbuh gigi, gusi akan menjadi bengkak, gatal, dan lebih peka. Karena tidak nyaman dan sensasi gatal pada gusi Si Kecil, ia cenderung menghindari untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Umumnya, penolakan untuk makan ini cenderung menghilang dengan sendirinya setelah gigi Si Kecil tumbuh sempurna.
Namun, jika GroMoms khawatir akan perubahan perilaku makan Si Kecil, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan saat ia mengalami tumbuh gigi. Untuk mengetahui penanganan tepatnya, yuk baca artikel ini: Ciri-ciri Bayi Tumbuh Gigi dan Cara Mengatasi Gejalanya.
Saat terjadi penyakit infeksi seperti sakit flu, batuk, atau demam bisa menyebabkan penurunan nafsu makan Si Kecil. Penyebabnya, tenggorokan atau perutnya terasa tidak nyaman, atau memang kepala yang terasa pusing.
Lidahnya juga akan terganggu untuk merasakan makanan, sehingga rasanya menjadi kurang enak. Akibatnya, ia menjadi semakin tidak mau makan.
Selain dipicu oleh beberapa penyebab yang telah dijelaskan, anak susah makan juga bisa disebabkan oleh adanya Gerakan Tutup Mulit (GTM). Untuk memahami penyebab anak melakukan gerakan ini cara menanganinya, baca artikel berikut yuk: Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Anak.
Setelah mengetahui beberapa penyebab penurunan nafsu makan Si Kecil, ada beberapa cara yang bisa GroMoms lakukan untuk mengatasinya.
Namun, jika Si Kecil tetap menolak makan dengan gerakan tutup mulut atau GTM, jangan khawatir, Moms. Ada banyak strategi lain yang bisa dicoba untuk mengatasi GTM. Untuk lebih lengkapnya, yuk, pelajari cara-cara efektif menangani GTM pada batita di artikel berikut ini: Atasi GTM pada Batita tanpa Tersedak Dengan Cara Ini.
Mengatasi nafsu makan Si Kecil yang menurun membutuhkan kreativitas dalam penyajian hidangan. Penting untuk GroMoms menyajikan makanan yang sehat, bervariasi dan menarik untuknya. Inilah beberapa hidangan yang bisa Moms coba buat di rumah.
Ajak Si Kecil membuat sarapan sederhana seperti roti panggang dengan selai buah atau selai kacang. Membuat makanan sendiri ternyata dapat memicu dorongan untuk mengonsumsinya. Jika Si Kecil suka dengan buah, coba sajikan oatmeal dengan campuran susu yang ditambah potongan buah dan madu.
Apakah Si Kecil menyukai nuget? Dibandingkan membeli nuget beku, GroMoms bisa membuat variasinya di rumah. Nuget buatan sendiri mudah dikreasikan dengan campuran sayuran di dalamnya, sehingga kebutuhan protein dan seratnya dapat terpenuhi dalam satu kali suap.
Sajikan hidangan dengan protein tinggi di malam hari agar ia kenyang lebih lama, misalnya menu seperti ikan goreng atau sup ayam.
Selain hidangan utama, GroMoms bisa membuat menu camilan yang sehat, untuk diberikan 2 kali sehari di antara menu makanan utama. Sebaiknya jauhi camilan berkemasan agar nutrisinya tetap seimbang.
Buah-buahan yang dipotong atau dijus bisa menjadi pilihan camilan sehat yang mudah dibuat. Selain itu bisa juga kreasikan buah-buahan ini menjadi smoothies atau puding buah. Tak hanya buah, potongan keju ataupun yoghurt yang dibekukan bisa menjadi salah satu pilihannya.
Ketika Si Kecil mulai sering menolak makan dan minum susu, GroMoms akan mulai merasa panik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuatnya tertarik untuk makan kembali, seperti berikan pilihan hidangan yang beragam setiap harinya. GroMoms juga bisa menyajikannya dengan bentuk yang lucu dan menarik agar Si Kecil tertarik.
Ketika ia menolak makan nasi, jangan dipaksa untuk mengonsumsi nasi, sebab mungkin memang ia merasa bosan dengan tekstur dan rasa nasi. Solusinya berupa memilih alternatif karbohidrat lainnya, misalnya kentang, oatmeal atau pasta.
GroMoms bisa mengajak Si Kecil untuk memasak bersama, paparan bahan masakan dan proses yang dilakukan ternyata memberi dampak positif terhadap nafsu makannya. Rasa bangga ketika membantu memasak, membuatnya ingin mencoba hasil masakannya sendiri.
Nah, meskipun GroMoms kini sedang mencoba memberikan hidangan lain untuk membuat Si Kecil mau makan lagi, GroMoms perlu mengatur agar semua menunya tetap mengandung cukup nutrisi untuk Si Kecil, ya. Sebab, dengan nutrisi yang cukup dan seimbang, maka tumbuh kembangnya akan tetap optimal meskipun ia sedang susah makan.
Nah, untuk menjaga agar nutrisinya tetap seimbang, baca panduan praktisnya di sini, yuk: Panduan Gizi Seimbang untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak.
Referensi: