Makan malam yang berat atau mengandung karbohidrat kompleks dapat memicu pelepasan hormon tertentu yang juga berkontribusi pada rasa kantuk anak. Namun, jangan biarkan anak langsung tidur setelah makan karena ini dapat mengganggu pencernaan mereka dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan atau masalah tidur.
GroMoms, pahami apa bahaya setelah makan langsung tidur bagi anak serta berapa jam jarak ideal antara makan malam dan tidur berikut ini yuk.
Waktu bersantap yang tidak teratur bisa menjadi penyebab utama anak langsung pergi tidur setelah makan malam. Ketahuilah GroMoms, tubuhnya akan melepas hormon serotonin dan melatonin saat sistem pencernaannya bekerja.
Nah, kedua hormon tersebut yang menyebabkan ia merasakan kantuk. Terlebih jika ia baru makan saat larut malam mendekati jam tidurnya, tentu saja ia tidak dapat menahan rasa kantuknya dan ia akan segera jatuh tertidur.
Membiarkannya segera tidur setelah menyantap makan malamnya dapat berdampak negatif bagi kesehatannya. Berikut ini beberapa alasan kenapa setelah makan tidak boleh tidur:
Setelah makanan ditelan, tubuh perlu waktu untuk menyerap nutrisi makanan tersebut dengan alat-alat pencernaan. Proses penyerapan ini lebih lancar jika tubuh masih dalam posisi duduk tegak. Inilah sebabnya anak perlu berada dalam posisi tegak dulu setelah makan, bukan posisi berbaring.
Jika anak langsung berada dalam posisi berbaring setelah makan, maka proses pencernaan menjadi lebih lambat. Risikonya ia dapat mengalami nyeri perut, mual, atau perutnya menjadi kembung.
Apabila kebiasaan buruk ini tidak diubah, maka lama-lama anak dapat menderita penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau asam lambung.
Tidur setelah makan juga dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Ketika anak tidur, metabolisme tubuh melambat, dan makanan yang tidak dicerna dengan baik dapat disimpan sebagai lemak. Ini bisa menjadi masalah, terutama jika anak cenderung mengalami masalah berat badan.
Selain itu, kebiasaan buruk segera tidur setelah melahap makanan di malam hari bisa menyebabkannya mengalami obesitas. Itu karena tubuh tidak memiliki banyak waktu untuk membakar kalori dari makanan, sehingga tertimbun dalam tubuh menjadi lemak.
Aspirasi adalah kondisi di mana makanan atau cairan masuk ke saluran pernapasan daripada masuk ke dalam lambung.
Jika anak makan dalam posisi tiduran atau terlalu cepat tidur setelah makan, ada risiko aspirasi makanan ke paru-paru. Ini bisa berbahaya dan dapat menyebabkan infeksi paru-paru atau pneumonia.
Tidur segera setelah makan mungkin membuat anak merasa tidak nyaman selama tidur dan mengganggu kualitas tidurnya. Ini dapat mengakibatkan rasa lelah dan mengantuk di siang hari.
Kebiasaan setelah makan langsung tidur mungkin mempengaruhi kebiasaan makan. Mereka mungkin tidak belajar untuk menghargai makanan dengan baik atau merasakan kenyang, yang bisa menjadi masalah dalam jangka panjang.
Disarankan untuk menunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan sebelum tidur. Tujuannya untuk membantu pencernaan berjalan dengan baik dan menghindari risiko gangguan pencernaan atau aspirasi saat tidur.
Jika anak ingin minum susu sebelum tidur, sebaiknya juga menunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan sebelum tidur. Ini tetap berlaku karena susu juga termasuk dalam makanan.
Karena memberikan dampak negatif bagi kesehatannya, tentu GroMoms perlu mengubah kebiasaan buruk tersebut. Coba terapkan strategi berikut ini ya.
Dengan menyantap makanan di malam hari lebih awal daripada biasanya, maka anak akan dapat duduk dan melakukan aktivitas selama beberapa saat sebelum tidur. Aktivitas ini akan membantu melancarkan proses pencernaannya.
Selain itu, tubuh juga dapat terbantu dalam proses pembakaran kalori dari makanan, sehingga ini akan meminimalisasi timbunan lemaknya.
Agar anak tidak terlalu mengantuk setelah memakan hidangan terakhirnya di malam hari, GroMoms dapat mengajaknya melakukan beberapa aktivitas ringan.
Misalnya, GroMoms dapat mengajaknya membantu Moms membersihkan dapur. Lalu, bacakan ia buku cerita yang disertai gerakan-gerakan ringan. Efeknya, perhatiannya akan terpusat pada GroMoms, dan ia akan ikut-ikutan meniru gerakan GroMoms. Dengan begini, ia tidak akan langsung tidur setelah makan malam.
GroMoms, perhatikanlah jumlah porsi dan aturlah waktu makannya dengan teratur ya. Kendalikan juga kebiasaan ngemilnya, terlebih jika ia sering mengkonsumsi makanan yang manis-manis.
Selain itu, ajaklah ia melakukan aktivitas setiap harinya yang melibatkan gerakan tubuh. Hal itu bertujuan untuk mengimbangi kalori yang masuk ke dalam tubuh. Upaya ini akan membantu mencegahnya makan malam terlalu larut dan langsung tidur.
Tak hanya mengatur jadwal makan dan mengimbanginya dengan aktivitas sehari-hari, mengatur pola tidurnya agar ideal juga penting dalam mendukung proses metabolisme.
Nah, metabolisme yang baik tentu dapat membantu proses pertumbuhannya berlangsung dengan optimal lho. Tidak usah bingung cara mengaturnya, simak lebih jauh di sini yuk: Pola Tidur Ideal untuk Anak, Optimalkan Tumbuh Kembangnya.