Penyakit pada Si Kecil sebagai Akibat Kekurangan Protein

Ditulis oleh: Morigro
kekurangan protein

GroMoms, kita semua tahu betapa pentingnya protein bagi tubuh si Kecil. Protein memainkan peran vital dalam pembentukan otot, kulit, enzim, dan hormon yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang optimal. Namun, tahukah GroMoms bahwa kekurangan protein dapat mengganggu hampir semua fungsi vital tubuh si Kecil? Kekurangan protein tidak hanya menimbulkan masalah kecil seperti rambut yang mudah rontok, tetapi juga bisa menjadi awal dari kondisi yang lebih serius. Yuk, kita bahas lebih dalam mengenai dampak negatif kekurangan protein pada anak.

Dampak Negatif Kekurangan Protein pada Anak

Kekurangan protein pada anak dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Salah satu kondisi paling berbahaya yang bisa timbul adalah kwashiorkor, sebuah penyakit yang sering diasosiasikan dengan lingkungan sanitasi yang buruk dan kekurangan asupan makanan. Namun, GroMoms harus berhati-hati karena si Kecil bisa saja terkena kwashiorkor meskipun tampaknya ia cukup makan, terutama jika makanannya lebih banyak mengandung karbohidrat dan kurang protein.

Kwashiorkor sering terjadi pada anak-anak usia 3-5 tahun, yaitu saat mereka sedang beralih dari ASI ke makanan padat. Pada tahap ini, kebutuhan protein mereka meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, risiko terjadinya kwashiorkor meningkat.

Selain itu, kekurangan protein dapat menurunkan kekebalan tubuh si Kecil. Protein adalah komponen utama dalam produksi sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi. Ketika tubuh kekurangan protein, produksi sel darah putih menurun, membuat si Kecil lebih rentan terhadap penyakit.

Ada juga kondisi langka yang disebabkan oleh kekurangan protein, seperti defisiensi protein C dan protein S. Kondisi ini dapat mengganggu penggumpalan darah, terutama di area kaki dan panggul, yang dikenal sebagai trombosis vena dalam (DVT). Meski jarang, defisiensi ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan si Kecil.

Gejala Kekurangan Protein

Kekurangan protein dalam tubuh dapat dikenali dari beberapa gejala yang mungkin terlihat sederhana namun dapat berkembang menjadi masalah serius jika diabaikan. Berikut adalah beberapa gejala yang perlu GroMoms waspadai:

  1. Pembengkakan (Edema)

Salah satu tanda awal kekurangan protein adalah pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, terutama kaki dan perut. Ini terjadi karena protein berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Ketika tubuh kekurangan protein, cairan yang seharusnya berada di dalam pembuluh darah bocor ke jaringan, menyebabkan pembengkakan.

  1. Masalah Kulit, Rambut, dan Kuku

Protein merupakan komponen utama pembentuk kulit, rambut, dan kuku. Kekurangan protein dapat menyebabkan rambut menjadi rapuh dan mudah rontok, kulit menjadi bersisik, pecah-pecah, dan kemerahan. Pada kasus kwashiorkor, sering ditemukan tanda depigmentasi pada kulit.

  1. Penurunan Massa Otot

Tubuh akan mengambil protein dari jaringan otot untuk memenuhi kebutuhan energi jika asupan protein tidak mencukupi. Akibatnya, massa otot akan berkurang, yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan fisik dan stamina.

  1. Stunting

Kekurangan protein dalam jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan si Kecil, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai stunting. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya, dan kondisi ini sulit untuk dikoreksi jika sudah terjadi.

  1. Mudah Sakit

Protein diperlukan untuk memproduksi asam amino yang membantu sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi. Tanpa cukup protein, si Kecil akan lebih mudah jatuh sakit dan lebih sulit pulih dari penyakit.

Penanganan Kekurangan Protein pada Anak

Langkah pertama yang perlu GroMoms lakukan ketika melihat tanda-tanda kekurangan protein pada si Kecil adalah segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk mengukur tinggi dan berat badan, serta mungkin akan melakukan tes darah dan urine untuk memastikan diagnosis.

Jika kekurangan protein terdeteksi dini, biasanya dokter akan merekomendasikan perubahan pola makan atau pemberian formula khusus yang kaya protein. Namun, dalam kasus kekurangan protein yang parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan gizi si Kecil.

Untuk mencegah kekurangan protein, GroMoms harus memastikan bahwa si Kecil mendapatkan asupan gizi seimbang setiap harinya. Jika si Kecil memiliki preferensi makan yang membuatnya sulit mendapatkan protein yang cukup, GroMoms bisa mencoba menyisipkan makanan berprotein tinggi ke dalam makanan favoritnya. Misalnya, menambahkan telur ke dalam nasi goreng atau memberikan yogurt sebagai camilan sehat.

Selain itu, penting bagi GroMoms untuk mengetahui kebutuhan protein harian si Kecil. Ini akan membantu GroMoms dalam merencanakan menu makanan yang tepat dan seimbang. Salah satu cara yang bisa GroMoms lakukan untuk memastikan kebutuhan protein si Kecil terpenuhi adalah dengan memberikan Susu Morigro, yang tinggi kandungan proteinnya dan dirancang khusus untuk mendukung pertumbuhan anak. Ingin tahu lebih lanjut? Baca artikel kami tentang “Susu Kaya Protein yang Bagus untuk Kesehatan Si Kecil” untuk informasi lebih lengkap.

Referensi: 

  • Healthline. 8 Sign and Symptoms of Protein Deficiency. Diakses tanggal 30 Agustus 2024. https://www.healthline.com/nutrition/protein-deficiency-symptoms#fatty-liver
  • Cleveland Clinic. Kwashiorkor. Diakses tanggal 30 Agustus 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23099-kwashiorkor
  • Siloam Hospitals. Apa itu Kwashiorkor? Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. Diakses tanggal 30 Agustus 2024. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-kwashiorkor 
  • MedlinePlus. Congenital protein C or S deficiency. Diakses tanggal 30 Agustus 2024. https://medlineplus.gov/ency/article/000559.htm

National Library of Medicine. Protein insufficiency and linear growth restriction in phenylketonuria. Diakses tanggal 30 Agustus 2024. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12183721/

Morigro mendukung program ASI Eksklusif