Gangguan makan pada anak merupakan masalah yang sering membuat GroMoms merasa khawatir. Tidak sedikit anak yang memilih-milih makanan atau bahkan menolak makan sama sekali. Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi kesehatan Si Kecil. Namun, GroMoms tidak perlu khawatir. Yuk, cari tahu penanganan tepat untuk mengatasi masalah makan Si Kecil di bawah ini.
GroMoms, gangguan makan pada anak bisa berbeda-beda. Selain dari gejalanya, tingkatan gangguan ini juga bisa beragam, dari tingkatan ringan hingga berat. Beberapa jenis gangguan berikut merupakan yang sering terjadi pada anak-anak.
Picky eater merupakan sebutan untuk Si Kecil yang pilih-pilih makanan. Ia akan menolak mencoba variasi baru atau bahkan hanya suka beberapa menu saja. Gangguan makan ini sangat sering terjadi terlebih pada anak-anak balita, dan terjadi karena mereka mulai memiliki preferensi makanannya sendiri yang bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Untuk menghadapi Si Kecil yang picky eater, GroMoms perlu membuat menu makanan dengan cara yang kreatif. Misalnya seperti membentuk hidangan menjadi bentuk binatang, menggunakan kombinasi warna cerah, atau menghiasnya dengan nori atau bahan lainnya. Anak seperti ini bukan tidak mau makan sama sekali, namun hanya perlu dikenalkan dengan berbagai jenis baru dengan cara yang menyenangkan.
Untuk GroMoms yang ingin tahu lebih lanjut bagaimana dampak perilaku ini terhadap kesehatan Si Kecil dan sekaligus cara terbaik dalam menghadapinya, yuk baca artikel berikut ini: Dampak Anak Suka Pilih-pilih Makanan untuk Kesehatan dan Mental.
Ini juga merupakan salah satu gangguan makan yang sering terjadi, Si Kecil hanya mengemut dan menyimpan makanan tersebut di dalam mulut. Mengemut ini sebetulnya normal terjadi jika hanya sesekali saja. Jika dibiarkan terus menerus, seringkali Si Kecil akan memuntahkannya kembali.
GroMoms bisa memastikan terlebih dahulu apakah gerakan rahang mulut Si Kecil sudah bekerja dengan baik atau belum, dengan memberikan teether sambil melihat responnya.
Jika Si Kecil masih tidak mau menelan makanannya, coba berikan variasi tekstur dan porsi yang lebih sedikit. Bisa jadi Si Kecil tidak cocok dengan teksturnya dan ukurannya, atau bisa juga karena mereka masih kenyang. Beri jeda antar suapan agar makanan yang diemut dalam mulutnya tidak terlalu banyak.
Ada baiknya juga perhatikan gusi dan keadaan dalam mulutnya ya, Mom. Sebab, mungkin juga ia mengemut karena salah satu giginya baru tumbuh. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa ia sedang mengalami sariawan, sehingga mengemut menjadi lebih terasa nyaman baginya.
Kemudian, terdapat juga kondisi dimana anak diberi makan nasi pada larut malam dan ia mengemutnya hingga tertidur. Apabila dibiarkan, maka kondisi giginya akan mengalami kerusakan dan rasa sakit akan mulai timbul. Untuk mengetahui kondisi apa yang dimaksud dan pencegahannya, yuk, simak artikel ini: Cara Mencegah Karies Gigi pada Si Kecil.
Susah makan merupakan kondisi ketika Si Kecil menolak semua menu yang diberikan, termasuk makanan kesukaannya. Hal ini bisa dikarenakan berbagai hal, di antaranya:
Untuk mengurangi gangguan ini, GroMoms bisa menawarkan variasi lain sampai ia tertarik. Namun, perlu diingat untuk tidak memaksa anak untuk makan dan melakukannya secara berkala.
Jika gangguan makan disertai gejala berikut, ada baiknya untuk segera mengunjungi dokter anak terdekat, ya:
Bila gejala tersebut tidak terlihat pada Si Kecil, GroMoms dapat menerapkan beberapa hal agar gangguan makanannya bisa teratasi.
Gangguan makan pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Penting bagi GroMoms untuk memahami apa yang mungkin menjadi penyebab utama agar dapat menanganinya dengan cara yang tepat.
Pada usia dini, Si Kecil sering kali mengalami perubahan emosi yang bisa mempengaruhi pola makannya. Misalnya, ketakutan akan makanan baru atau pengalaman yang kurang menyenangkan saat makan bisa menjadi pemicu gangguan makan. Rasa cemas atau tekanan dari lingkungan sekitar juga dapat membuat anak menolak makanan tertentu.
Lingkungan rumah dan cara GroMoms memperkenalkan makanan juga berperan besar. Jika Si Kecil merasa dipaksa untuk makan atau menghadapi tekanan saat makan, ini bisa menyebabkan stres dan menciptakan pola gangguan makan. Sebaliknya, suasana makan yang santai dan tanpa tekanan bisa membuat anak lebih tertarik mencoba berbagai jenis makanan.
Beberapa gangguan makan juga bisa terkait dengan masalah fisik. Gangguan sensorik, seperti ketidaknyamanan terhadap tekstur atau rasa makanan, sering kali menjadi penyebab anak menolak makan. Selain itu, gangguan pencernaan atau alergi makanan juga bisa membuat Si Kecil enggan untuk makan.
GroMoms tidak perlu terlalu khawatir jika Si Kecil mengalami gangguan makan. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membantu Si Kecil mengatasi masalah ini dan mengembangkan pola makan yang sehat.
Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi gangguan makan pada anak adalah dengan membuat jadwal makan yang teratur. Anak-anak lebih mudah beradaptasi dengan rutinitas, dan dengan jadwal makan yang konsisten, Si Kecil akan terbiasa dengan waktu makan dan lebih mungkin untuk menerima makanan yang diberikan. Cobalah untuk memberikan porsi kecil namun sering, dan hindari memaksa Si Kecil makan dalam jumlah besar sekaligus.
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika GroMoms menunjukkan bahwa makan adalah kegiatan yang menyenangkan dan santai, Si Kecil akan lebih tertarik untuk mengikuti. Berikan kesempatan bagi Si Kecil untuk berpartisipasi dalam memilih makanan yang sehat, dan ciptakan suasana yang positif di meja makan. Hindari memberi tekanan, karena hal ini hanya akan memperburuk kondisi gangguan makan yang dialami Si Kecil.
Si Kecil biasanya lebih tertarik pada makanan yang tampak menarik. GroMoms bisa menyajikan makanan dengan cara yang kreatif, seperti membentuk makanan menjadi bentuk-bentuk lucu atau menggunakan warna-warna yang cerah dari sayuran dan buah-buahan. Dengan cara ini, Si Kecil akan merasa tertarik untuk mencoba berbagai jenis makanan.
Jika gangguan makan yang dialami Si Kecil tidak kunjung membaik meskipun Moms telah mencoba berbagai cara, sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat membantu mendiagnosis masalah dengan lebih tepat dan memberikan solusi yang sesuai. Kadang-kadang, gangguan makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan lain yang membutuhkan perhatian khusus.
Ketika Si Kecil mengalami gangguan makan, sering kali ia hanya mau mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti segelas susu pertumbuhan. Susu memberikan pengalaman makan yang berbeda karena Si Kecil tidak perlu menghadapi sendok, garpu, piring, atau makanan di depannya.
Susu pertumbuhan diformulasi khusus untuk memenuhi berbagai kebutuhan nutrisi harian Si Kecil. Selain itu, susu ini dapat meningkatkan nafsu makan Si Kecil dan membantu menaikkan berat badannya dengan varian rasa yang disukai. Kandungan minyak ikan di dalamnya berfungsi merangsang nafsu makan anak.
Susu pertumbuhan juga mengandung prebiotik dan probiotik yang mendukung kesehatan sistem pencernaan. Diperkaya dengan vitamin A, C, dan zinc, susu ini meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga melindungi Si Kecil dari infeksi yang bisa mengganggu pencernaan. Dengan sistem pencernaan yang sehat, selera makan Si Kecil pun akan meningkat.
Yuk, lihat rekomendasi susu pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan meningkatkan nafsu makan Si Kecil! Klik di sini untuk informasi lebih lanjut: Susu Anak untuk Menambah Nafsu Makannya.
Referensi: