Generasi alpha dapat dididik dengan memberikan pola asuh yang penuh kasih sayang yang seimbang antara verbal dan fisik. Mari simak bagaimana cara mendidik yang mempraktekkan pola asuh ini.
Si Kecil yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025 merupakan bagian kelompok generasi Alpha. Oleh karena itu, angkatan ini masih anak-anak sehingga masih berada di bawah pengaruh orang tuanya yang kebanyakan merupakan gen milenial dan gen Z.
Ia dianggap unik karena Moms kemungkinan memiliki kebiasaan untuk menggunakan media sosial. Terutama untuk berbagi foto, video, serta cerita tentang anak, sehingga sebagian besar generasi alpha telah tampil secara daring sejak lahir. Kelompok ini tumbuh di dunia era digital ketika semua orang saling terhubung.
Kelompok ini telah merasakan perubahan pembelajaran jarak jauh melalui komputer, tablet, serta layanan streaming sejak dini. Ini alasan kemungkinan ia akan terpengaruh dengan mudah atas penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti Google Assistant, Siri, Alexa, dan ChatGPT.
Kelompok kelahiran ini dianggap sebagai generasi paling paham teknologi dan berdaya digital. Sebab, ia merupakan bagian dari generasi awal yang menikmati kemajuan teknologi. Hal ini menimbulkan keakraban dan keterpaparan teknologi sejak dini yang lebih lama dibanding gen lainnya.
Namun, terlalu sering online menyebabkan rentang fokusnya lebih pendek bahkan menyebabkan kesulitan berinteraksi sosial secara langsung. Ia juga telah dimudahkan untuk mengakses lebih banyak data dan informasi, sehingga meningkatkan kesadaran akan sosial secara luas, kritis, dan mandiri dalam mengambil keputusan bahkan tumbuh lebih cepat dalam hal pemikiran.
Apalagi ketika masa pandemi Covid-19 melanda, ia terpaksa harus beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh yang belum pernah dilakukan oleh gen sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya perspektif unik tentang pembelajaran virtual dan mengubah cara berinteraksi dengan guru serta sesama teman. Oleh karena itu, generasi alpha cenderung memiliki keterampilan visual yang tinggi.
Kelebihan generasi alpha yang paling mencolok ialah kemampuannya untuk mengakses teknologi lebih cepat. Ritme cepat ini membuat generasi alphasiap untuk mengambil alih kendali masa depan, terutama karena mereka terlahir ketika teknologi sama pentingnya seperti oksigen untuk bernapas.
Cara pandangnya terhadap dunia tempat tinggalnya juga berbeda, yang disebabkan oleh kemudahan akses teknologi. Seiring berjalannya waktu, memahami kelebihannya akan menjadi kunci untuk membuka potensi besar kelompok gen ini. Pada akhirnya, generasi alpha dapat berkembang, berinovasi, serta saling memahami dalam dunia yang terus berkembang di era digital.
Sementara itu, nantinya mereka akan menghadapi keadaan yang unik, khususnya tantangan lingkungan seperti peristiwa cuaca ekstrem, yang diperkirakan akan meningkat di masa depan. Kondisi ini kelak akan membuat generasi alpha jauh lebih memperhatikan dan cinta terhadap lingkungan daripada kelompok kelahiran sebelumnya.
Perbedaan yang signifikan dengan kelompok kelahiran sebelumnya, menjadikan tantangan tersendiri bagi GroMoms dalam mendidik generasi alpha. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Dengan meningkatnya penggunaan layar dan teknologi, tentu akan mempengaruhi pembelajarannya. Jika generasi sebelumnya belajar berdasarkan pengalaman dan aktivitas seperti les piano dan olahraga bersama teman, generasi alpha justru dapat belajar dengan melibatkan kemudahan teknologi.
Peran GroMoms sangat dibutuhkan untuk mendampingi dan memberikan batasan waktu dalam mengakses internet. Menurut OSF Healthcare, anak berusia 2-5 tahun sebaiknya memiliki batas screen time selama maksimal 1 jam per hari dengan pendampingan orang tua. Sedangkan, untuk usia 5-12 tahun, umumnya dibatasi hingga 2 jam per hari, kecuali untuk mengerjakan tugas sekolah.
Setelah waktu screen time, alihkan pada aktivitas yang seru contohnya ajak untuk membuat kerajinan, membaca buku, atau mempelajari keterampilan baru. Mengimbangi kegiatan screen time yang cenderung pasif (diam), GroMoms hendaknya juga mengajak Si Kecil beraktivitas. Misalnya mengajak jogging di taman umum, bersepeda, berenang, dan masih banyak lagi.
Pola asuh yang sesuai bagi generasi alpha ialah melalui pendekatan yang seimbang antara orang tua, dengan menunjukkan cinta kasih sayang kepada Si Kecil baik secara verbal maupun fisik.
Penting bagi GroMoms dalam menerapkan batasan kegiatannya dalam mengakses teknologi secara bijaksana. Apabila ia melanggar batasan dan menunjukkan perilaku buruk, berikan penjelasan yang penuh kelembutan.
Lalu, ajak Si Kecil untuk ikut berkontribusi dalam tugas rumah tangga, untuk belajar tentang tanggung jawab, tidak hanya sekadar disuruh-suruh saja. Terapkan juga konsekuensi atas perilaku buruk melalui diskusi, sehingga ia bisa memahami dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Membangun disiplin perlu kebijaksanaan dari GroMoms. Jelaskan bahwa alasan memberikan hukuman bukan untuk menyakiti tetapi memberikan efek jera dan pendidikan dalam keluarga. Berdialog menjadi cara paling tepat, karena generasi ini memiliki karakter yang kritis dan mandiri dalam mengambil keputusan.
GroMoms, agar tumbuh kembang dan kecerdasan Si Kecil generasi Alpha semakin optimal, harus diimbangi dengan pemenuhan asupan gizinya juga. Memenuhi nutrisi paling baik berasal dari asupan makanan yang dikonsumsinya. Yuk, cari tahu ragam makanan yang baik untuknya, berikut ini: 5 Makanan Kaya Nutrisi untuk Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil.
Source :