Cara Praktis untuk Mengatasi Tantrum pada Si Kecil

Ditulis oleh: Morigro
Gambar tantrum pada anak ukuran 300x199 piksel

Saat GroMoms menghadapi Si Kecil yang tantrum, tidak berarti GroMoms perlu mengabaikannya ya. Sebaliknya, GroMoms perlu menanganinya dengan memberinya empati hingga menunjukkan sentuhan kasih sayang. Yuk, baca artikel ini dulu agar GroMoms memahami cara meredakan tantrum pada anak-anak dengan baik.

Apakah Tantrum itu Normal?

Tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada Si Kecil, khususnya ketika ia belum berusia 5 tahun. Umumnya, pada kondisi ini, anak-anak akan meluapkan emosi dengan cara menangis kencang atau histeris. Kadang-kadang,  ia juga memukul, membanting barang, atau berguling-guling di lantai.

Biasanya, tantrum terjadi karena terbatasnya kemampuan bahasa Si Kecil untuk mengekspresikan perasaannya. Dalam kondisi tertentu, penyebabnya juga dapat berupa gangguan perilaku, depresi, atau karena autisme.

Ciri-Ciri Tantrum pada Anak

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, ciri-ciri tantrum antara lain seperti berikut ini:

  • Mudah tersinggung dan kesal serta sulit dialihkan perhatiannya.
  • Suasana hatinya lebih sering negatif dan mudah terprovokasi.
  • Sulit menyesuaikan diri dengan perubahan pada situasi, makanan, dan orang-orang baru.
  • Tidak tidur dengan teratur.
  • Makan dan buang air besar secara tidak teratur.

Penyebab Tantrum

Penyebab tantrum adalah keputusasaan, sehingga mereka menuntut perhatian yang tidak semestinya. Rasa putus asa anak ini diperparah dengan orang tua yang menanggapinya dengan cara memaksakan kehendak mereka terhadap anak yang menyebabkan orang tua terjebak dalam situasi ini, sehingga malah menghukum anak atas perilakunya tersebut.

Luapan emosi ini juga biasa terjadi karena tidak nyaman, seperti lapar, mengantuk, sakit, keinginannya terhalangi, kebutuhannya direspons oleh orangtuanya dengan cara yang salah, dikritik, dirampas mainannya, bertemu dengan orang baru dan penyebab lainnya.

Kemudian, perilaku ini juga dapat disebabkan pola asuh orangtuanya yang tidak konsisten, seperti memanjakan dan menuruti setiap keinginannya. Umumnya, seorang anak akan tantrum di tempat dan waktu tertentu, kemudian tantrumnya akan berhenti saat ia mendapatkan keinginannya.

Tantrum juga dapat disebabkan oleh pola asuh orang tua yang tidak konsisten, seperti memanjakan dan menuruti setiap keinginannya. Umumnya, seorang anak akan tantrum di tempat dan waktu tertentu, kemudian tantrumnya akan berhenti saat ia mendapatkan keinginannya. Ketahui pentingnya pola asuh untuk perkembangan Si Kecil pada artikel ini: Sepenting Apakah Pola Asuh untuk Perkembangan Si Kecil?

Jenis Tantrum yang Umum Dialami Anak-anak

GroMoms perlu mengetahui jenis-jenis tantrum pada anak agar dapat mengenali pesan atau keinginan Si Kecil dengan baik. Berikut beberapa jenisnya:

Cari Perhatian

Tantrum dengan mencari perhatian ini terjadi ketika Si Kecil menginginkan sesuatu. Bentuk emosi yang disampaikannya dapat berupa merengek, menangis atau membanting pintu karena ada sesuatu yang diinginkannya. Contohnya, ia ingin bermain di luar meskipun kondisinya hujan dan ada petir. Atau ia ingin pergi bersama GroMoms ke tempat kerja daripada harus bersama pengasuhnya di rumah seharian.

Frustasi

Tantrum dengan frustasi terjadi karena Si Kecil merasa tidak dapat melakukan sesuatu. Kebanyakan terjadi pada anak berusia 3 tahun, dengan ide-ide besar yang ada dalam pikirannya. Saat ia tidak mampu mengekspresikan isi pikirannya dengan baik, maka ia akan frustasi, sehingga mengamuk.

Lelah

Perilaku tantrum karena lelah ini terjadi karena Si Kecil kurang istirahat. Dalam kondisi tersebut, ia merasa lelah dan rewel, sehingga meluapkan emosinya. Selain karena lelah, kemungkinan penyebabnya juga karena lapar, sakit, atau mengantuk.

Kapan Fase Tantrum pada Anak-anak?

Tantrum terjadi pada saat Si Kecil mulai belajar mengenali dirinya sendiri, yaitu pada usia 2-4 tahun. Pada masa ini, ia memiliki perasaan tentang keberadaan dirinya sendiri dan adanya keinginan, namun ia merasa dibatasi atau belum cukup terampil untuk mewujudkan keinginannya secara tepat.

Normalnya, perilaku ini akan memudar sendiri saat Si Kecil telah mampu menyatakan perasaan dan kebutuhannya dengan lebih baik.

Cara Mengatasi Anak yang Tantrum

Untuk mengatasi perilaku luapan emosi pada Si Kecil ini, GroMoms dapat melakukan beberapa cara berikut:

Tetap Tenang

Saat Si Kecil tantrum, sebaiknya GroMoms menghindari panik dan tetap berpikir jernih untuk menghadapinya. Dengan ketenangan tersebut, GroMoms akan dapat menghadapi Si Kecil yang sedang meluapkan emosinya secara berlebih.

Tunjukan Rasa Empati

GroMoms perlu menunjukkan empati pada Si Kecil dengan memberikan pelukan hangat dan membisikkan kata-kata yang menenangkannya. Dengan begini, ia lebih tenang sehingga luapan emosinya akan segera mereda.

Beri Anak Ruang

Saat Si Kecil terus mengamuk, GroMoms perlu memberinya waktu untuk istirahat selama 1-5 menit. GroMoms dapat memilih tempat khusus yang aman untuk mengistirahatkannya, misalnya di kamar. Setelah itu, dampingi Si Kecil dan tunggu hingga tantrumnya mereda.

Hindari Berteriak pada Si Kecil

GroMoms perlu menghindari berteriak atau menekan Si Kecil yang sedang tantrum. Sebab, berteriak seperti ini akan membuatnya merasa perasaannya seperti sulit dipahami.

Alihkan Perhatian Si Kecil

Dengan mengalihkan perhatian Si Kecil, maka ia akan lebih fokus pada hal baru dan melupakan hal yang membuatnya kesal.

Kapan GroMoms Membutuhkan Terapi untuk Anak Tantrum?

Di suatu kondisi tertentu, GroMoms dapat berkonsultasi dengan psikiater khusus anak agar ia mendapat terapi yang tepat. Misalnya, tantrum ini terjadi berjam-jam dan sering sekali terjadi selama berbulan-bulan. Jika Si Kecil juga merusak barang-barang, maka ini juga merupakan situasi yang membuatnya layak ditanyakan kepada dokter.

Anak-anak yang cenderung menyakiti dirinya sendiri ketika tantrum, misalnya sering membentur-benturkan kepalanya ke tembok, juga perlu dikonsultasikan. GroMoms juga sebaiknya membawanya ke dokter apabila tantrumnya sampai menyebabkannya mengeluh kepalanya sakit, atau bahkan pencernaannya menjadi terganggu.

Tantrum ini juga dapat dihindari dengan cara memberikan pola asuh yang baik sejak kecil. Nah, seperti apa pola asuh yang baik untuk anak-anak ini? Yuk, baca di sini: Pengaruh Pola Asuh terhadap Tumbuh Kembang Anak.

Referensi:

  • Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes. Apa itu Tantrum pada Anak. Diakses 15 Januari 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1327/apa-itu-tantrum-pada-anak.
  • Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes. Tips Atasi Tantrum Pada Anak. Diakses 15 Januari 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/612/tips-atasi-tantrum-pada-anak.
  • Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes. Cara Tepat Menghadapi Anak Tantrum. Diakses 15 Januari 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1068/cara-tepat-menghadapi-anak-tantrum.
Morigro mendukung program ASI Eksklusif