Memanjakan anak adalah ungkapan yang sering terlintas di benak banyak orang tua tentang pola asuh permisif, yaitu gaya pengasuhan yang cenderung memberikan kebebasan penuh kepada anak tanpa menetapkan batasan yang jelas.
Meskipun gaya ini terdengar menyenangkan bagi Si Kecil, tetapi sesungguhnya terdapat dampak negatif di baliknya. Di sini, kita akan mengupas lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan pola asuh permisif dan dampaknya pada tumbuh kembang. Berikut informasi lengkapnya.
Orang tua dengan pola asuh permisif cenderung bersikap hangat dan penuh kasih sayang. Mereka tidak memberikan aturan yang mengekang, sehingga anaknya tidak akan mendapatkan hukuman atau aturan yang keras.
Pada pola seperti ini, orang tua akan lebih bersikap seperti sahabat bagi anaknya. Namun, pola ini dapat berakibat anak menjadi tidak disiplin dan cenderung manja.
Mengutip dari situs Very Well Mind, berikut ciri-ciri dari pola tersebut:
Beberapa contoh kasus dengan pola ini adalah anak-anak akan diberi kebebasan dalam menentukan aktivitas-aktivitas rutinan, seperti waktu tidur, kapan mengerjakan PR, atau bermain gadget. Akibat terlalu bebas, anak-anak akan memiliki kebiasaan buruk seperti tidur yang tidak teratur, tidak disiplin dalam belajar, serta lupa waktu ketika bermain gadget.
Biasanya anak-anak dari orang tua permisif memiliki rasa percaya diri dan keterampilan sosial yang cukup baik. Namun, mereka juga dapat menjadi impulsif, menuntut, egois, dan kurang memiliki pengendalian diri.
Pola asuh yang permisif dapat berdampak negatif pada Si Kecil dan menyebabkan kecemasan, depresi, serta prestasi akademik yang buruk. Ia mungkin akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilakunya dan menanggapi aturan secara negatif. Ia mungkin dapat bertindak tidak baik di sekolahnya atau di lingkungan tempat bermainnya.
Namun, terdapat juga manfaat potensialnya. Si Kecil mungkin cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoriter ataupun neglecting. Rasa percaya diri ini timbul karena ia terbiasa memiliki kedekatan emosional yang positif dengan GroMoms.
Selain itu, ia mungkin juga memiliki kemampuan eksplorasi yang besar. Sebagai dampaknya, ia akan dapat memiliki kreativitas yang tinggi pula.
Memilih pola asuh yang tepat sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang dan kebahagiaan Si Kecil. Pola asuh yang ideal bukan berarti harus selalu menuruti dan memberikan kebebasan padanya, tetapi juga menetapkan batasan dan aturan yang tegas.
Pola ini berfokus pada terciptanya keseimbangan yang sehat antara keteraturan dan keluwesan, kasih sayang dan disiplin, serta kerja dan bermain. Intinya adalah menemukan kombinasi teknik pengasuhan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan individu Si Kecil.
Si Kecil yang dibesarkan dengan cara seperti ini akan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik. Ia juga merasa lebih aman berada di lingkungan manapun, dan memiliki keterampilan emosional yang lebih kuat.
Sebaiknya GroMoms memahami bahwa pola asuh yang ideal akan memberikan dukungan emosional dan kesempatan untuk tumbuh, sekaligus tetap memberikan arahan yang diperlukan. Menerapkannya pun akan menghindarkan GroMoms dari stres dan konflik dalam mendidik Si Kecil, karena ia akan mampu mengatur dirinya sendiri dengan lebih baik.
Agar lebih optimal dalam mendidik Si Kecil, sebaiknya GroMoms juga mengetahui informasi mengenai pola asuh lainnya. Dengan mengetahuinya, maka GroMoms akan memahami bagaimana pola asuh yang dapat membantu Si Kecil menjadi pribadi yang cerdas dan bahagia. Yuk, kenali konsepnya dalam halaman Pola Asuh pada tautan berikut: Pola Asuh.
Referensi