Apakah GroMoms melihat perkembangan Si Kecil terlambat dan tidak sama seperti anak seusianya, baik dari aspek sosial, motorik, hingga bahasa? GroMoms perlu waspada, karena mungkin sekali ia telah mengalami GDD (global developmental delay), yaitu kondisi ketika seorang anak lebih lambat dalam mencapai tahap perkembangan yang sesuai usianya. Untuk memahami diagnosa, faktor, hingga cara mengatasinya, mari baca artikel berikut ini.
GDD atau Global Developmental Delay adalah kondisi yang menunjukkan jika seorang anak terlambat mencapai perkembangan yang diharapkan pada usianya. Tanda dari GDD ini adalah terjadi keterlambatan pada 2 aspek perkembangan atau lebih, seperti aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, bicara, sosial, emosional, dan kognitif.
GroMoms perlu memahami GDD untuk dapat mendeteksi tanda-tandanya. Jika GroMoms dapat mendeteksi GDD dan melakukan intervensi sedini mungkin, maka Si Kecil akan dapat mengejar keterlambatannya, sehingga perkembangannya akan sesuai usianya.
Untuk mengonfirmasi bahwa Si Kecil mengalami GDD, GroMoms perlu berkonsultasi dengan dokter anak. Dokter akan mengidentifikasi dahulu bahwa Si Kecil memang mengalami keterlambatan pada minimal 2 aspek perkembangan. Kemudian, dokter akan merujuk Si Kecil kepada seorang psikolog perkembangan, yaitu psikolog yang memiliki keahlian dalam bidang perkembangan anak.
Tanda-tanda keterlambatan perkembangan ini dapat GroMoms ketahui dengan mencocokkan gejala yang dialaminya dengan tahapan perkembangan pada usianya.
Misalnya, apabila pada usia 1 tahun Si Kecil masih belum mau melakukan kontak mata dan juga belum bisa berdiri, maka ia dapat disebut telah mengalami keterlambatan dalam aspek perkembangan sosial dan motorik. Kedua keterlambatan ini dapat menjadi tanda bahwa ia mengalami GDD, sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter ya, GroMoms.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko Si Kecil mengalami GDD. Misalnya faktor genetik. Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami sindrom down, sindrom fragile X, ataupun gangguan metabolik tertentu, akan meningkatkan risiko Si Kecil mengalami keterlambatan perkembangan.
Faktor lingkungan juga memiliki peran signifikan. Jika selama hamil GroMoms pernah terpapar zat berbahaya, seperti alkohol, obat-obatan terlarang, ataupun zat kimia tertentu, maka Si Kecil akan lebih mudah mengalami keterlambatan perkembangan.
Risiko ini juga cenderung lebih tinggi apabila GroMoms juga mengalami masalah kesehatan, misalnya infeksi, malnutrisi, ataupun kelainan medis lainnya.
Agar Si Kecil tidak tertinggal dari anak-anak lain seusianya, ia perlu memperoleh intervensi sedini mungkin dengan beberapa macam terapi.
Apabila Si Kecil mengalami GDD dalam bentuk keterlambatan perkembangan kognitif, misalnya sulit berkomunikasi dengan bahasa, maka ia dapat dibantu dengan terapi wicara. Terapi ini akan meningkatkan keterampilan motorik oral serta keterampilan berbicara dan menggunakan bahasa.
Untuk anak-anak yang sudah bisa berbicara, terapis akan membuat ucapan mereka lebih jelas, memperluas kosakata, mengajari berbicara dalam kalimat lebih panjang, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan pemahaman.
Keterlambatan Si Kecil dalam keterampilan motorik halus maupun kasar dapat dibantu dengan terapi fisik. Pada terapi ini, Si Kecil akan dibimbing untuk duduk, berdiri, dan berjalan, agar dapat lebih mandiri serta dapat mengeksplorasi lingkungannya sendiri.
Si Kecil yang mengalami GDD kadang-kadang menjadi frustasi dan sulit mengendalikan kemarahannya, sehingga perilakunya menjadi negatif. Misalnya, ia berkembang menjadi agresif karena tidak memahami bagaimana mengendalikan perilakunya sendiri.
Perilaku yang antisosial ini dapat dibantu melalui terapi perilaku, antara lain mengoreksi perilakunya dan memujinya jika ia berperilaku baik. Ia juga akan diberikan konsekuensi untuk setiap perilakunya, sehingga ia akhirnya dapat memahami bagaimana seharusnya ia berperilaku.
Terapi okupasi membantu Si Kecil untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan kemampuan fungsional untuk aktivitas sehari-hari. Bentuk terapi ini dapat berupa bimbingan untuk meningkatkan keterampilan seperti menggenggam, menulis, makan, dan berpakaian. Dengan bimbingan ini, ia akan bisa menjadi lebih mandiri.
Terapi ini juga mendukung perkembangan kognitif dan sosialnya, sehingga ia akan dapat melakukan kegiatan yang normal dalam kesehariannya di rumah dan sekolah.
Untuk mendukung keberhasilan terapinya, GroMoms tentu memiliki peran penting dalam memberikan stimulasi di rumah. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan mengajaknya melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosialnya. Mengapa stimulasi ini begitu penting bagi Si Kecil? Mari cari tahu lebih lanjut tentang manfaat stimulasi ini di sini: Manfaat Stimulasi untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Si Kecil.
Referensi: