Mendidik Si Kecil tentu merupakan tantangan yang membutuhkan kesabaran dan keterampilan khusus. GroMoms sebaiknya mengetahui bahwa mendidiknya dengan mengutamakan emosi tidak selalu membuatnya berdisiplin tinggi, tetapi dapat berdampak negatif bagi masa depannya.
Oleh karenanya, mari pahami bagaimana mendidik dengan baik melalui pengelolaan emosi secara bijak. Berikut ini ulasan mengenai bagaimana mendidik tanpa emosi negatif agar tumbuh kembang Si Kecil menjadi lebih optimal.
GroMoms bersama GroDads adalah panutan yang memberikan pengaruh terbesar dalam kehidupan Si Kecil. Oleh karena itu, GroMoms perlu memberikan contoh perilaku yang positif dalam mendidiknya tanpa melibatkan emosi negatif, untuk membentuk hubungan yang sehat dan kuat antara GroMoms dan Si Kecil.
Mendidik menggunakan emosi negatif berarti mendisiplinkan Si Kecil menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Cara seperti ini sangat tidak baik, karena secara tidak langsung mengajarkannya bahwa kekerasan adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berdampak sangat buruk bagi masa depannya, karena ia akan menganggap bahwa semua permasalahan dapat diselesaikan dengan kekerasan. Dia mungkin saja akan mempraktekkan cara ini kepada teman-temannya demi meluapkan emosi.
Emosi negatif seperti marah atau frustrasi yang dilampiaskan GroMoms maupun GroDads kepada Si Kecil juga akan mampu merusak ikatan emosional yang telah terbangun. Jika GroMoms sering menunjukkan kemarahan atau ketidaksabaran, ia mungkin merasa takut atau cemas, yang dapat membuatnya menarik diri atau merasa tidak nyaman berbagi perasaan dengan GroMoms.
Apabila GroMoms mampu mengelola emosi dengan baik, Si Kecil akan merasa lebih aman dan dihargai. Hal ini juga akan membantunya tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan bertanggung jawab. Berikut beberapa cara mendidiknya tanpa menggunakan emosi negatif, di antaranya:
Saat Si Kecil mulai berperilaku nakal, sebaiknya GroMoms menghindari agar tidak terprovokasi. Tarik napas dalam-dalam dan tenangkan diri untuk berpikir jernih sebelum menanggapi perilakunya. Dengan begitu, hal-hal negatif tidak akan terjadi dan GroMoms juga secara tidak langsung akan mengajarkannya mengelola emosi dengan baik.
GroMoms dapat menetapkan batasan yang konsisten untuk Si Kecil, misalnya memintanya tidur pada jadwal yang telah GroMoms sepakati dengannya. Penggunaan gadget olehnya juga dapat dibatasi, dan ia perlu diarahkan untuk meletakkan barang di tempatnya sesudah digunakan. Dengan begitu, ia akan merasa aman saat hendak melakukan sesuatu. Namun, sampaikan batasan ini dengan lembut dan tanpa membuatnya merasa dimarahi.
Saat Si Kecil melakukan sesuatu dengan baik atau benar, berikan pujian dan apresiasi. Apresiasi yang tulus akan membuatnya merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berperilaku baik. Hal ini lebih baik daripada mengabaikannya, yang membuatnya malas untuk melakukan kebaikan.
Jika GroMoms sudah mulai emosi melihat perilaku nakal Si Kecil, segera lakukan time out sebelum menanggapi perilakunya, yaitu dengan memindahkannya ke tempat tertentu untuk sementara waktu. Dengan begitu, GroMoms akan memiliki waktu untuk menenangkan diri dan emosi pun mereda sebelum mendisiplinkan Si Kecil.
Beberapa hal yang mungkin dapat memicu emosi GroMoms dalam mendidik Si Kecil adalah saat ia tidak mau makan. Contohnya, ia tidak mau mengkonsumsi sayuran. Dalam mengatasinya, sebaiknya GroMoms menghindari emosi negatif untuk memintanya makan.
Sebaliknya, GroMoms dapat memperkenalkannya konsep bahwa beberapa makanan tertentu itu menghindarkan tubuhnya dari penyakit. Jika ia terhindar dari penyakit, maka ia akan cukup kuat untuk bermain. GroMoms juga dapat memperkenalkannya dengan berbagai menu-menu yang lezat dari sayuran dan memintanya memberitahukan apa sayuran yang paling disukainya.
Ketika makan bersama, berikan Si Kecil kesempatan untuk menentukan porsinya sendiri sambil membujuknya untuk menambahkan porsinya. Dengan begini, ia akan belajar mengambil keputusan yang baik dan mampu memperkirakan kapasitas makan tubuhnya.
Jika ia tetap menolak makan, sebaiknya GroMoms bersabar dan tetap menawarkan pilihan yang sama di waktu makan berikutnya tanpa memaksanya. Nantinya, rasa ingin tahunya akan muncul dan ia akan mulai dapat menikmati makanan dengan caranya sendiri.
Dengan mempertahankan pola asuh tanpa emosi negatif, GroMoms akan mampu membangun hubungan harmonis yang mendukung tumbuh kembang Si Kecil. Tentunya, GroMoms juga perlu memahami lebih jauh tentang mengamalkan pola asuh yang dapat mendukung berbagai jenis kecerdasan, termasuk meningkatkan perkembangan emosinya. Yuk, pahami tentang pola tersebut pada halaman berikut ini: Pola Asuh.
Referensi