Pola asuh demokratis merupakan pendekatan pengasuhan yang menekankan adanya diskusi bersama antara orang tua dan anak. Seluruh anggota keluarga dianggap setara dan diperbolehkan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan besar keluarga.
Namun, sebelum memutuskan untuk menerapkan pola ini, ada baiknya GroMoms memahami kelebihan dan kekurangannya dahulu. Untuk itu, simak informasi selengkapnya tentang pola asuh demokratis ini.
Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan yang mengutamakan pemberdayaan, empati, dan demokrasi. Orang tua akan memperlakukan anaknya setara dengan seluruh anggota keluarga, seperti menghargai dan memperlakukannya dengan rasa respek. Anak tersebut akan diberikan pilihan dan bertanggung jawab atas keputusannya.
Namun, bukan berarti ia akan bebas melakukan segala hal, termasuk hal-hal yang dilakukan orang dewasa. Kebebasan yang dimaksud akan diberikan menyesuaikan dengan usianya. Keunikan dari pola asuh ini adalah ia akan diberikan ruang yang lebih dalam untuk menanamkan kemandirian dan otonomi.
Dilansir dari Mom Junction, ciri-ciri dari pola asuh demokratis ini di antaranya:
Contoh penerapan pola asuh demokratis ini tampak ketika GroMoms ingin pergi berlibur bersama keluarga, dan GroMoms juga menanyai Si Kecil tentang tempat yang ingin dikunjunginya dan aktivitas yang disukainya. Diskusikan pilihan-pilihan tersebut dan buat keputusan bersama berdasarkan preferensi seluruh anggota keluarga.
Sama seperti pola asuh lainnya, pola asuh demokratis juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk berhasil menerapkan pola asuh demokratis, GroMoms memerlukan keseimbangan dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin terjadi, agar tercipta lingkungan yang mendukung dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil.
Dikutip dari situs Shishupuram Parenting, berikut beberapa kelebihan pola asuh demokratis:
Sedangkan kekurangannya di antaranya:
Pola asuh ini menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan terbuka serta menyediakan struktur yang jelas dengan melibatkan diskusi bersama Si Kecil. Inilah kelebihan pola asuh demokratis jika dibandingkan dengan pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter hanya akan memperhatikan keputusan dari orang tua tanpa terlebih dahulu mendiskusikannya dengan anak, atau pola asuh permisif yang memberikan kebebasan terlalu besar kepada anak sehingga disiplin dan tanggung jawab menjadi hilang.
Dalam memilih pola asuh, sebaiknya GroMoms mempertimbangkan aspek-aspek yang mendukung tumbuh kembang dan kebahagiaan Si Kecil. Dengan pola asuh yang baik, ia akan merasa aman, dihargai, dan terdorong untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya, sebagai orang tua, pilihlah pola asuh yang ideal dan seimbang.
Pola asuh seimbang menerapkan sistem pengasuhan dengan memberikan keseimbangan antara keluwesan dan keteraturan yang tegas, seperti kasih sayang dengan disiplin, atau kerja dengan bermain. Melalui keseimbangan ini, Si Kecil dapat berkembang dalam lingkungan yang optimal, yang mendukung pertumbuhan pribadinya, namun tetap merasa aman dan terarah.
Jika GroMoms menerapkan pola asuh seperti ini, maka akan terbentuk hubungan emosional yang sehat antara GroMoms dan Si Kecil. Hubungan yang sehat inilah yang akan meminimalisir konflik yang terjadi antara GroMoms dengannya.
Selain itu, dengan menerapkan pola asuh seimbang, GroMoms juga dapat membantu Si Kecil mengembangkan kecerdasan emosional yang matang dan berharga bagi kehidupannya di masa depan. Untuk memperdalam pemahaman mengenai jenis kecerdasan ini, GroMoms dapat mempelajarinya dalam halaman tentang Kecerdasan Emosional di situs Morigro.id. Yuk, kunjungi halaman tersebut pada tautan berikut ini: Kecerdasan Emosional.
Referensi